Buntut Aksi Kekerasan Pemain saat Pertandingan Futsal, UNS Solo Hentikan Porsema

26 Oktober 2024 14:30

GenPI.co - Kegiatan Pekan Olahraga Sebelas Maret (Porsema) yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo terpaksa dihentikan setelah adanya aksi kekerasan antarpemain saat pertandingan futsal.

Sekretaris universitas sekaligus Juru Bicara UNS Agus Riwanto mengatakan tindakan ini dilakukan sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab moral universitas.

"Maka Rektor UNS telah mengeluarkan Instruksi Nomor 820/UN27/KM.00/2024 tanggal 24 Oktober 2024 yang ditujukan kepada panitia Porsema UNS untuk menghentikan seluruh kegiatan Porsema," kata dia, dikutip Sabtu (26/10).

BACA JUGA:  KPK Datangi Kampus UNS Solo, Cek UKT hingga IPI

Agus menyebut universitas akan melakukan evaluasi kegiatan Porsema yang diselenggarakan BEM UNS.

Pihak kampus juga dan akan menginvestigasi menyeluruh atas insiden ini.

BACA JUGA:  Sah! Prof Hartono Dilantik sebagai Rektor UNS Solo Masa Jabatan 2024-2029

Sebagai informasi, aksi kekerasan terjadi pada pertandingan futsal yang berlangsung di GOR UNS Solo, Selasa (22/10).

Dalam pertandingan ini, salah pemain dari Fakultas Pertanian (FP) bernama Rofiq Al Fajari Rusmawanto Putro terjatuh dan wasit meniupkan pluit terjadi pelanggaran.

BACA JUGA:  4 Dosen UNS Solo Masuk Top 2% Scientist Worldwide, Ini Kepakarannya

Tidak lama kemudian kiper dari mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) bernama Jonathan Syebat Agung Putra lari ke arah pemain yang terjatuh.

Mahasiswa FEB ini kemudian dan menginjak bagian leher pemain atau korban tersebut.

Korban tidak dapat melanjutkan pertandingan karena mengalami cedera sehingga dikeluarkan dari lapangan pertandingan futsal.

"Majelis Kode Etik Mahasiswa (MKEM) UNS akan menegakkan kode etik mahasiswa dalam insiden tersebut dan akan menjatuhkan sanksi kepada pelaku, serta Direktur Kemahasiswaan UNS akan menjatuhkan sanksi kepada panitia Porsema UNS sesuai dengan peraturan yang berlaku di UNS," tegas Agus.

Di sisi lain, pihak kampus melakukan mediasi dengan mempertemukan antara pelaku, korban, dan orang tua masing-masing.

Pada pertemuan ini terjadi kesepakatan pelaku menanggung semua biaya pengobatan korban di rumah sakit, saling memaafkan, tidak akan membawa ke ranah hukum, dan tidak akan mengulang kembali insiden serupa.

Agus menambahkan saat ini korban masih dirawat secara konservatif di bangsal rawat inap RSUD dr Moewardi Solo.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co