GenPI.co - Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Syamsul Ma’arif menjelaskan pentingnya peranan santri dalam mendukung program pemerintah Indonesia.
Menurutnya, santri tidak hanya piawai dalam persoalan agama, tetapi juga mampu mendudukkannya dalam bingkai kemajemukan Indonesia, yakni Bhinneka Tunggal Ika.
“Saya rasa para santri sangat merepresentasikan kemampuan Indonesia dalam mengelola perbedaan untuk menuju masa depan yang lebih baik, demokratis, harmonis, dan toleran,” kata Syamsul, Rabu (23/10).
Syamsul menjelaskan para santri selama ini sudah teruji dari perspektif sejarah, ideologi dan keyakinannya.
“Kaum santri di Indonesia memiliki dua amanah, yaitu diniyah dan wathaniyah,” jelas Syamsul.
Dia menjelaskan amanah diniyah memiliki makna bahwa seorang santri haruslah berpegang teguh pada prinsip keagamaannya sesuai dengan yang dibekali dari pesantren.
Sementara itu, wathaniyah berarti santri harus memahami kerangka berpikir dan tujuan pendirian negara Indonesia yang mewadahi berbagai suku, agama, dan golongan.
Ketua FKPT Jawa Tengah periode 2022-2025 menambahkan pemahaman santri akan urusan kenegaraan tidak perlu diragukan.
Hal itu terbukti dengan adanya beberapa santri yang dipercaya menjabat banyak posisi penting, bahkan hingga tingkat kementerian.
“Wajar manakala para santri itu diapresiasi dan diberi kepercayaan penuh. Selain memberi semangat baru, penempatan santri pada banyak posisi penting secara tidak langsung adalah bentuk pengakuan terhadap eksistensi mereka,” kata dia.
Syamsul berharap santri tidak lagi dipandang semata-mata mengurusi formalistik keagamaan, tetapi mereka memiliki peran dan tanggung jawab hampir di segala bidang, demi membangun kemanusiaan dan peradaban.
Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kota Semarang ini juga mengulas beberapa kelebihan yang dimiliki oleh kaum santri.
Salah satunya adalah kemampuan berdialektika, tetapi tetap menjaga kesantunan dan persahabatan.
Membahas pula kabinet baru yang telah dibentuk, Syamsul Maarif juga menyoroti pentingnya proses rekrutmen yang merepresentasikan kemajemukan berbagai suku, agama, dan golongan di Indonesia.
Hal ini dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip meritokrasi atau mengedepankan kemampuan dari masing-masing pejabat yang ditunjuk.
“Upaya pembentukan pemerintahan yang majemuk, tetapi tetap kompeten akan menggambarkan betapa pentingnya keberhasilan pemerintah untuk rakyat Indonesia yang beragam ini. Saya berharap agar susunan kabinet saat ini mampu menguatkan solidaritas dan persaudaraan rakyatnya dengan lebih baik,” tambah Syamsul. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News