GenPI.co - Setelah memutuskan keluar dari Suriah dan membawa pasukan mereka ke Irak, Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk kembali masuk ke negara tersebut dengan alasan menjaga kilang minyak.
Rusia menyebut aksi AS tersebut sebagai 'perilaku bandit’.
Lembaga kemanusiaan Syrian Observation of Human Right memantau, pergerakan lebih dari satu lusin kendaraan militer dan pasukan tempur AS di timur laut Suriah. Konvoi kendaraan itu mengarah ke wilayah kaya minyak Deir az-Zour.
Menteri Pertahanan AS, Mark Esper menyebut pergerakan itu bertujuan untuk mencegah tambang dan kilang minyak jatuh ke tangan ISIS.
BACA JUGA: AS Deteksi Tempat Penerbangan Drone Penembak Kilang Minyak Saudi
Tindakan itu mendapat reaksi negatif dari Rusia, negara yang membantu Presiden Suriah Bashar Al-Assad memberantas oposisi dan menjadi pialang gencatan senjata senjata antara Turki dan milisi Kurdi Suriah.
"Apa yang dilakukan oleh Washington saat ini, perampasan dan pengendalian ladang minyak di Suriah timur ke bawah kekuasaan bersenjata mereka, adalah, secara sederhana, kelakuan bandit oleh negara secara internasional," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Igor Konashenkov seperti dilansir dari Al Jazeera.
Ia menampik adanya anggapan keterlibatan ISIS pada lading minyak Suriah.
BACA JUGA: 2 Instalasi Minyak Arab Saudi Terbakar Diserang Drone Al Houthi
"Semua cadangan hidrokarbon dan mineral-mineral lainnya di dalam wilayah Suriah bukan lah milik teroris ISIS, apalagi milik kelompok penjaga Amerika melawan teroris ISIS.
Melainkan milik Republik Arab Suriah," tegasnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News