GenPI.co - Gunung Marapi di Sumatra Barat (Sumbar) kembali mengalami erupsi dengan melontarkan abu vulkanik setinggi 2 km pada Kamis (30/5).
Petugas Gunung Api (PGA) Ahmad Rifandi mengatakan pihaknya mencatat kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut.
Selain itu, erupsi Gunung Marapi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30.4 mm dan durasi sementara 2 menit 2 detik.
"Telah terjadi erupsi Gunung Marapi pada pukul 13.04 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 2.000 meter di atas puncak atau 4.891 meter di atas permukaan laut," kata dia.
Ahmad menjelaskan suara dentuman erupsi Gunung Marapi membuat warga di daerah Kabupaten Agam keluar rumah.
Menurut dia, sebagian warga trauma dengan dampak erupsi Gunung Marapi ini.
"Gunung Marapi berada pada status Level III dengan rekomendasi masyarakat tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi (kawah verbeek)," papar dia.
Maka dari itu, masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi diminta selalu mewaspada.
Hal ini khususnya terhadap potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi, terutama saat musim hujan.
Dampak erupsi Gunung Marapi berujung pada banjir bandang lahar dingin dari aliran sungai yang berhulu langsung gunung terjadi pada awal Mei ini.
“Sejak akhir 2023 lalu erupsi utama terjadi hingga kini, kami takut dengan suara letusan Marapi yang jelas terdengar. Apalagi musibah banjir lahar dingin sebulan lalu," kata seorang warga Ampek Angkek Agam, Atma Yulia (40).(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News