GenPI.co - Kementerian Agama (Kemenag) mengevaluasi layanan penerbangan haji oleh Garuda Indonesia.
Hal ini mengingat banyaknya jumlah keterlambatan penerbangan yang dialami calon haji.
Juru Bicara Kementerian Agama (Kemenag) Anna Hasbie mengatakan pemberangkatan calon haji Indonesia sudah berlangsung sejak 12 Mei 2024.
Tercatat sudah ada 287 kelompok terbang (kloter) yang diberangkatkan ke tanah suci hingga 26 Mei 2024.
Rinciannya, Garuda Indonesia memberangkatkan 152 kloter, sementara Saudia Airlines sebanyak 132 kloter.
"Sampai 26 Mei, kami melihat Garuda Indonesia masih sering mengalami keterlambatan. Dari 152 kloter, ada 60 kloter yang terlambat atau sekitar 39,47%," kata dia, dikutip Rabu (29/5).
Anna membeberkan keterlambatan paling parah dialami calon jemaah haji kloter 42 asal Embarkasi Solo (SOC-42).
Hal ini akibat adanya kerusakan mesin pesawat yang memberangkatkan kloter SOC-41.
Kloter 42 adalah kloter terakhir dari embarkasi Solo yang berangkat pada gelombang pertama.
Akibatnya, keterlambatan ini juga berdampak pada jadwal SOC-43, yang bergeser hingga 17 jam dari rencana awal.
"Akibat mesin rusak Garuda Indonesia, SOC-42 terlambat hingga 7 jam 10 menit. Ini jelas sangat lama dan menjadikan jamaah makin kelelahan," papar dia.
Di sisi lain, ada 13 kloter yang diterbangkan Garuda Indonesia terlambat 1-2 jam, lalu 7 kloter dengan keterlambatan di atas 2 jam.
Sebaliknya, Saudia Airlines memiliki catatan keterlambatan sebesar 11,85%, atau sebanyak 16 dari 132 kloter yang terlambat.
"Untuk Saudia Airlines, keterlambatan terlama dialami kloter pertama embarkasi Jakarta-Bekasi atau JKS-01, sekitar 47 menit," ungkap.
Apalagi saat ini pemberangkatan calon haji memasuki musim puncak atau peak season.
"Ini tentu menjadi tantangan bagi maskapai penerbangan. Kami minta Garuda Indonesia menyiapkan mitigasi menyeluruh agar problem keterlambatan penerbangan yang masih cukup besar bisa segera diselesaikan dan tidak berkelanjutan," jelas Anna.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News