Aktivitas Vulkanik Meningkat, Jarak Bahaya Gunung Slamet Diperluas

18 Mei 2024 07:30

GenPI.co - Jarak bahaya Gunung Slamet di Jawa Tengah (Jateng) diperluas dari sebelumnya hanya 2 kilometer (km) menjadi 3 km akibat adanya peningkatan aktivitas vulkanik.

Hal ini ditegaskan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakan Gunung Slamet adalah gunung api strato berbentuk kerucut dengan tinggi puncaknya 3.432 meter di atas permukaan laut.

BACA JUGA:  Gunung Ibu Alami Gempa 11.738 Kali Selama 2 Pekan Terakhir

"Potensi ancaman bahaya saat ini adalah erupsi freatik maupun magmatik yang dapat menghasilkan lontaran material pijar yang melanda daerah di sekitar puncak dalam radius tiga kilometer," kata dia, dikutip Sabtu (18/5).

Wafid membeberkan hujan abu Gunung Slamet dapat terjadi di sekitar kawah maupun daerah yang ditentukan arah dan kecepatan angin.

BACA JUGA:  Gunung Ibu Kembali Meletus, Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi 4 Km

"Aktivitas vulkanik pada tahun ini umumnya didominasi oleh hembusan asap kawah dengan tinggi 50 hingga 500 meter dari atas puncak," papar Wafid.

Badan Geologi mencatat ada 943 gempa hembusan, 58 gempa vulkanik dalam, 7 gempa tektonik jauh, dan gempa tremor menerus dengan amplitudo 0,5 sampai 7 milimeter (dominan 2 milimeter) pada 1-15 Mei 2024.  

BACA JUGA:  Antisipasi Banjir Susulan, BNPB Lanjutkan Modifikasi Cuaca di Sekitar Gunung Marapi

Menurut dia, aktivitas kegempaan didominasi gempa hembusan dan gempa tremor menerus.

Kondisi ini mengindikasikan aktivitas pergerakan fluida di sekitar permukaan.

Sebelumnya, pada pekan keempat September 2023 hingga 1 Oktober 2023 terjadi peningkatan jumlah gempa tektonik lokal.

Ini diikuti oleh peningkatan amplitudo tremor.

Wafid menyebut peningkatan amplitudo tremor menerus yang diikuti kemunculan gempa tremor harmonik dalam durasi panjang menandai awal peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet pada Oktober 2023

Dia menilai peningkatan amplitudo tremor menerus ini menunjukkan adanya peningkatan pemanasan air tanah dalam tubuh Gunung Slamet pada kedalaman dangkal.

"Hasil pengamatan data-data pemantauan menunjukkan adanya peningkatan tekanan di bawah tubuh Gunung Slamet, yang dapat memicu munculnya gempa-gempa dangkal maupun terjadinya erupsi," jelas dia.(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co