GenPI.co - Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah KH. Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya menjelaskan kajian Islam terkait orang meninggal karena dijadikan tumbal pesugihan.
Hal tersebut diungkapkan ulama asal Blitar ini dalam acara Buya Yahya Menjawab yang dilansir dari kanal YouTube Al-Bahjah TV pada Sabtu (14/1/2023).
Seorang penanya menyampaikan, bahwa kakaknya meninggal karena dijadikan tumbal pesugihan.
Menurut penanya dari Majalengka itu, bahwa tahu hal itu ketika kakak perempuannya kesurupan almarhum kakak yang baru meninggal.
Dia menceritakan meninggal karena dijadikan tumbal pesugihan dan santet, dia minta disempurnakan. Bagaimana cara menyempurnakan almarhum yang dijadikan tumbal?
Merespon pertanyaan itu, Buya Yahya pun mengatakan, bahwa istilah tumbal itu ada dulu di sungai Nil, kisah zaman dulu katanya.
"Pada waktu itu, jadi ada anak gadis diceburkan, itu istilah tumbal begitu." kata Buya Yahya.
"Itu adalah keyakinan yang tidak salah, misalnya di sebuah tempat harus ada jadi korban, salah satu dari warganya jadi korban. Itu adalah tumbal, istilah tumbal itu kurang lebih semacam itu." sambungnya.
Namun, Buya Yahya menegaskan, dalam syariat Islam, tidak ada kezaliman seperti itu.
"Jelas itu bukan dalam syariat Islam, tidak ada. Kezaliman seperti itu tidak ada. Keyakinan yang salah dan keluar dari iman meyakini yang demikian itu," jelas Buya Yahya.
Buya Yahya pun bertanya, apakah benar, misalnya ada keluarga jadi tumbal di keluarga? Kalau ada orang yang niat menjadikan tumbal bisa saja karena dia punya akidah yang sesat.
"Ada satu keluarga mungkin tidak kenal agama, untuk mencari kekayaan harus salah satu anaknya dijadikan tumbal. Ini kebodohan, kegilaan membunuh anaknya. Dengan cara yang diyakini urusan dengan sihir dan sebagainya," ungkap Buya Yahya.
Menurut Buya Yahya, jika niatnya ada akan tetapi hakikatnya seperti apa?
"Ini beda antara orang niat menjadikan tumbal berarti dia punya niat jelek, dia punya keyakinan tidak benar. Itu jelas salah, Nauzubillah," ujar Buya Yahya.
Selanjutnya, menurut Buya Yahya, sebagai orang beriman jika seseorang telah meninggal jangan dihubungkan dengan tumbal.
"Anda orang beriman, jika ada yang meninggal dunia tidak usah Anda hubungkan dengan masalah yang terjadi dengan tumbal dan sebagainnya," jelas Buya Yahya.
Menurut Buya Yahya, jadi kalau ada orang meninggal karena dijadikan tumbal, dia mati syahid, dia mulia karena dizalimi. Oleh sebab itu tak perlu lagi disempurnakan.
"Kalau misalnya ada orang beriman, dijadikan tumbal, dia mati syahid asalkan dia tidak meyakini tentang tumbal-tumbalan tadi. jadi dia cuma dijadikan korban." kata Buya Yahya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News