Indonesia Spice Up The Word Targetkan 4 Ribu Restoran Indonesia di Luar Negeri

10 November 2022 16:50

GenPI.co - Di tengah isu resesi global yang diprediksi pada 2023 akan menerpa banyak negara, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) optimis industri pariwisata di tanah air malah akan membaik.

Hal ini dipertegas oleh Yuana Rochma Astuti selaku Direktur Tata Kelola Ekonomi Digital dari Kemenparekraf dalam acara bertema "Komuditas Ekspor Sebagai Daya Tarik Pariwisata Indonesia" dan bertajuk "The X Lite" yang dihelat Ekspor X Musik beberapa waktu lalu di Palembang, Sumatra Selatan.

"Pada 2023, pemerintah menargetkan 1,4 miliar pergerakan wisatawan baik domestik maupun mancanegara," ujar Yuana Rochma dalam diskusi virtual, Kamis (10/11).

Dia menjelaskan, performasi kontribusi PDB pariwisata tahun ini diprediksi mengalami kenaikan menjadi 4,3 persen meski belum sepenuhnya pulih pasca pandemi covid-19.

BACA JUGA:  ART Ferdy Sambo Akui Pernah Diajak Brigadir J ke Kelab Malam

Pada tahun resesi, sesuai arahan dari Presiden RI Jokowi bahwa ekonomi Indonesia akan mengandalkan banyak kekuatan di dalam negeri.

Salah satunya programnya yakni akan mengenalkan Indonesia Spice Up the World.

BACA JUGA:  ASN Wajib Melek Digital Untuk Meningkatkan Pelayanan Pada Masyarakat

"Dengan target hingga 2024 hadirnya 4 ribu restoran Indonesia di luar negeri dan memperkenalkan kuliner Nusantara seperti rendang, nasi goreng, sate, soto, dan gado-gado," tuturnya.

Selanjutnya, Indonesia juga mempunyai komoditas unggulan untuk rempah seperti lada, pala, cengkeh, dan lainnya dengan potensi ekspor yang sangat besar.

BACA JUGA:  Jadi Mitra Resmi G20, Plataran Dukung Pariwisata Berkelanjutan

"Ditargetkan nilai ekspor bumbu dan rempah dapat ditingkatkan sebesar $2 miliar dengan negara tujuan seperti Afrika, Australia, Belanda, dan Amerika Serikat," lanjutnya.

Selain itu, Yuana memaparkan bahwa tahun ini terjadi perubahan paradigma dalam strategi pengembangan pariwisata.

"Pertama, strategi From City to Countryside yang fokus mempromosikan aktivitas outdoor san berkelanjutan, sehingga dapat menyelesaikan isu over tourism capacity," sebutnya.

Strategi kedua, Tweak Tourism Policies yang mengedepankan destinasi beragam guna mengurangi kepadatan di suatu destinasi, ketiga Switching to Digital Economy yakni pelayanan pariwisata dengan beralih ke digital ekonomi.

Keempat, Inclusive Growth yang menargetkan investasi untuk mengatur pertumbuhan pariwisata yang inklusif dan berkesinambungan.

Terakhir, Sustainable Tourism yakni pengembangan pariwisata mengarah pada eco tourism dan mengurangi dampak negatif dari aktivitas pariwisata seperti sampah, limbah, dan jejak karbon.

"Ini diharapkan dapat menjadi kunci dalam mengantisipasi gelombang resesi global yang bisa menerpa ekonomi Indonesia tahun depan," harapannya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya Reporter: Annissa Nur Jannah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co