Tim Pengmas UI Dampingi Warga Desa Wanagiri Kelola Kopi Ramah Lingkungan

05 November 2022 13:10

GenPI.co - Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Universitas Indonesia (UI) mendampingi warga Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, dalam mengelola kopi ramah lingkungan.

Pengelolaan ramah lingkungan tak hanya berupa kemasan, tetapi juga bagaimana mengolah limbah produksi kopi dengan lebih baik.

Pendampingan dilakukan di Balai BUMDes Eka Giri Karya Utama, Desa Wanagiri, pada Sabtu (29/10/2022). Kegiatan tersebut dihadiri Ketua BUMDes I Made Darsana, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng I Gede Melandra, dan sejumlah masyakarat dan perangkat desa.

BACA JUGA:  Pariwisata Berperan Penting Wujudkan Ekonomi Hijau, Kata Sandiaga

Ketua BUMDes I Made Darsana mengatakan bahwa Desa Wanagiri memiliki letak geografis yang cukup tinggi, yaitu 900-1.300 mdpl. Desa Wanagiri memiliki hasil produksi di bidang pertanian, perkebunan, dan pariwisata.

I Made mengungkapkan bahwa pemahaman masyarakat perihal pengolahan kopi ramah lingkungan bisa mendorong kegiatan ekonomi warga desa.

BACA JUGA:  Mahasiswa UNY Ciptakan Kopi dari Biji Pepaya, Bisa untuk Herbal

Dengan adanya pemahaman tersebut, warga desa tak hanya menjual olahan biji kopi saja dari pertanian kopi, tetapi juga edukasi dan cerita perihal kegiatan para petani kopi.

“Dengan sinergi masyarakat, mahasiswa, dan pemerintah ini bisa menjamin pasar untuk petani kopi. Saya yakin petani kopi Desa Wanagiri secara umum sudah mengetahui prinsip dasar pengelolaan kopi ramah lingkungan. Sebab, mereka sudah memiliki model pemanenan dan pengolahan pascapanen yang berstandar kualitas ekspor,” katanya di Desa Wanagiri, Bali, Sabtu (28/10/2022).

BACA JUGA:  Unggul di 3 Bidang Ilmu, UI Jadi Universitas Terbaik di Indonesia

Lebih lanjut, I Made pun menyampaikan rasa terima kasih kepada Tim Pengmas UI yang telah memilih Desa Wanagiri sebagai lokasi pengabdian masyarakat.

Dia berharap ke depannya masyarakat, akademisi, dan pemerintah bisa bersinergi dalam membangun Desa Wanagiri dengan pendekatan yang lebih ramah lingkungan.

“Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan semacam ini, ke depannya kami bisa lebih mengedepankan aktivitas yang lebih peduli terhadap lingkungan, apalagi saat ini Desa Wanagiri bisa dibilang tengah menuju titik kritis, karena beberapa lahan sudah mulai beralih fungsi. Lahan itu semula untuk pertanian kopi, tetapi kini menjadi lahan holtikultura. Penurunan produktivitas kopi dalam 3 tahun belakangan sebanyak 60 persen,” ujarnya.

I Made pun berharap penurunan produktivitas kopi di Desa Wanagiri bisa menjadi bahan kajian para pemangku kepentingan untuk mengetahui apa hal yang mempengaruhi kondisi tersebut.

Lalu, meskipun telah terjadi alih fungsi lahan, I Made menuturkan bahwa hal tersebut tak sepenuhnya merupakan kesalahan warga desa. Menurut Made, hal itu merupakan tugas dan tanggung jawab semua pihak untuk menunjang kebutuhan warga desa.

“Kebutuhan masyarakat secara prinsip dasar ada tiga, yaitu peningkatan kapasitas, aspek modal, dan pasar. Jika kita bisa bekerja sama dalam hal ini, produk kopi bisa menjadi role model di Desa Wanagiri yang akan mendorong peningkatan kegiatan pertanian berbasis wisata yang juga menjunjung tinggi kepedulian terhadap lingkungan,” tuturnya.

Di sisi lain, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng I Gede Melandra mengapresiasi kegiatan tersebut. I Gede pun menuturkan bahwa warga Desa Wanagiri beruntung memiliki tokoh penggerak dan kesempatan untuk memajukan industri kopi di desa tersebut.

“Kegiatan ini sangat penting untuk menjaga eksistensi lingkungan di wilayah Kabupaten Buleleng, khususnya Desa Wanagiri. Kegiatan ini bahkan bisa memberikan dampak positif untuk wilayah lain. Desa Wanagiri adalah salah satu wilayah hulu yang seharusnya dijaga eksistensinya, salah satunya oleh masyarakatnya,” ujar I Gede.

Perwakilan Tim Pengmas UI Adhe Pradipta menuturkan bahwa kegiatan itu penting untuk memperjuangkan industri kopi di Desa Wanagiri secara berkelanjutan. Pasalnya, kata Adhe, kopi adalah tanaman budidaya yang bernilai tinggi di dunia, tetapi eksistensinya makin terancam akibat dampak perubahan iklim.

“Pengmas ini diharapkan mampu mendorong masyarakat Desa Wanagiri untuk mengelola komoditas kopi secara berkelanjutan. Budidaya kopi hutan terbukti efektif untuk mendorong masyarakat memelihara hutan dan mencegah alih fungsi lahan,” paparnya.

Tim Pengmas UI Desa Wanagiri berasal dari Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SIL UI) yang diketuai Dr Herdis Herdiansyah. Kegiatan ini dibiayai oleh Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia.

Sebagai upaya untuk memastikan kegiatan bisa memberikan manfaat secara berkelanjutan, Tim Pengmas UI Desa akan menerbitkan Modul Pengembangan Ekowisata Desa Wanagiri yang bisa menjadi informasi dan edukasi perihal model pengembangan selanjutnya untuk pengembangan ekowisata maupun pengolahan kopi berkelanjutan.

“Lewat modul ini, Tim Pengmas UI Desa Wanagiri berharap mampu mewujudkan ide-ide maupun inovasi dari masyarakat desa,” tutur Adhe.

Desa Wanagiri, yang terletak di tengah Pulau Bali, adalah salah satu desa yang memiliki potensi luar biasa sebagai Desa Wisata dengan keindahan bentang alam dan produk kopi khas lokal. Keunikan desa Wanagiri adalah konsep penanaman kopi di tengah hutan desa yang menjadi hutan konservasi.

Lokasi desa yang terletak 1.220 meter di atas permukaan air laut sangat cocok untuk tanaman kopi. Dengan total luas desa 15,74 km2, desa ini merupakan desa adat yang dihuni oleh sekitar 3.943 jiwa dan tersebar pada tiga banjar.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Pulina Nityakanti Pramesi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co