Seni Budaya Masyarakat Jawa Tondano Meriahkan Gorontalo

Ribuan masyarakat Jawa Tondano (Jaton) tumpah ruah di Lapangan Taruna Remaja, Kota Gorontalo.

Mereka menyaksikan unjuk kebolehan atraksi seni rodat dari kelompok masyarakat Jaton Kelurahan Sarongsong, Kota Tomohon.

Gerak dinamis, diiringi lagu dan tabuhan terbang (rebana) terdengar dan terlihat kompak, gerakannya mirip Tari Saman asal Daerah Istimewah Aceh Darussalam.

Tubuh gadis-gadis cantik berbusana putih meliuk bergantian sambil mendendangkan lagu, indah memikat. Inilah yang menyedot perhatian ribuan warga.

Atraksi rodat gadis Jaton ini menjadi menu pembukaan Festival Seni dan Budaya Jawa Tondano (Fesbujaton) ke-13 yang digelar di Kota Gorontalo.

Ribuan pasang mata penonton adalah peserta dan penggembira festival tahunan ini. Mereka juga warga Jaton dari 16 kontingen yang berasal dari sejumlah daerah di Indonesia.

Kompak dan memikat, inilah Fesbujaton yang selalu menjadi magnet di mana pun digelar.

“Dalam lomba seni budaya, yang dilombakan adalah shalawat jawa, rodat, pidato, dan dames,” kata Idris Mertosono, salah seorang peserta, Rabu (29/8/2018).

Kedatangan peserta dan penggembira Fesbujaton ini akan menyemarakkan Kota Gorontalo dalam 3 hari terakhir. Hari ini pesta seni Jaton ini dibuka Walikota Gorontalo, Marten Taha.

Nancy Lahay, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo mengatakan, Fesbujaton telah menjadi acara tahunan yang dilaksanakan setiap tahun dengan tempat yang bergantian. Lokasi yang dipilih adalah yang terdapat warga Jawa Tondano.

Biasanya lokasi berada di antara Sulawesi Utara dan Gorontalo. Di kedua daerah ini kantong-kantong masyarakat Jaton banyak ditemukan, seperti Reksonegoro, Kaliyoso, Yosonegoro, Bandung Rejo, Mulyonegoro di Provinsi Gorontalo. Juga ada Kampung Jawa di Tondano, Desa Ikhwan di Bolaang Mongondow.

Ke depan, dimungkinkan pelaksanaan Fesbujaton di Maluku Utara atau Sulawesi Tengah.

“Fesbujaton telah memberi manfaat bagi masyarakat Gorontalo, usaha kuliner, cenderamata, transportasi, dan lainnya telah meningkat. Ini dampak festival ini,” papar Nancy Lahay.