GenPI.co - Pengamat Sosial Said Didu menganggap aplikasi MyPertamina untuk pembelian bahan bakar minyak (BBM) rawan salah sasaran.
Seperti diketahui, pemerintah meluncurkan aplikasi MyPertamina untuk pembelian BBM subsidi, seperti Pertalite dan Solar.
Aplikasi tersebut diharapkan bisa membuat penerima subsidi BBM tepat sasaran.
Meski demikian, Said Didu menilai ada kemungkinan masyarakat yang mampu juga bisa membeli subsidi BBM tersebut dengan MyPertamina.
Sebab, aturan yang berlaku membuat masyarakat mampu bisa saja memiliki kendaraan dengan kapasitas mesin yang kecil.
"Sekarang (aturan, red) mau berdasarkan cc. Kalau orang kaya punya cc kecil, bisa salah sasaran juga," ucap dia di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (11/9).
Said juga sempat mempertanyakan alasan pemerintah yang menyebut tak tepat sasaran menjadi faktor utama harga BBM harus naik.
Dia menyebut, sejak dahulu subsidi BBM tidak pernah memasukkan unsur target sasaran.
Menurut Said, penentuan kuota menjadi unsur utama penyaluran subsidi BBM.
"Misalnya, berapa kuota Premium di provinsi A? Bukan, siapa yang akan membeli di sana?" ungkapnya.
Said menerangkan besaran kuota subsidi BBM di sebuah wilayah seharusnya dihitung berdasarkan jumlah kendaraan umum dan masyarakat menengah ke bawah di daerah tersebut.
Seperti diketahui, pemerintah telah menaikkan harga BBM pada Sabtu (3/9). Hal tersebut langsung menuai polemik di masyarakat. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News