Keren! Mahasiswa UGM Sulap Sampah Organik Jadi Bahan Bakar Masak

08 September 2022 03:00

GenPI.co - Menurut riset, sampah organik nyatanya menyumbang porsi terbesar sebanyak 60% total sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Berdasarkan nilai tersebut, sampah organik yang berasal dari rumah tangga memiliki persentase tertinggi yakni 73% dengan rataan setiap orang membuang sampahnya 0,7 kg per hari.

Ketiadaan pengolahan sampah dari setiap rumah tangga juga turut menyebabkan sebagian besar TPA mengalami over capacity.

BACA JUGA:  Keren! Mahasiswa UGM Ciptakan CLEO, Permainan Kartu untuk Belajar Kimia

TPA Piyungan menjadi salah satu rumah paling nyaman bagi sampah masyarakat, khususnya Yogyakarta. Bagaimana tidak, sebanyak 700 ton sampah terus bertambah setiap harinya.

Berangkat dari masalah itu, 5 mahasiswa UGM yang beranggotakan Muhammad Fajar Nur Ahadi (Peternakan), Fariz Jordan Fadillah (Peternakan), Toyip Huda Yuniawan (Teknik), Nursifa Maulidini Rahma Pratiwi (Sekolah Vokasi), dan Iqbal Wahdan Salsabil (Peternakan) mengembangkan inovasi berupa Household Organic Waste Management.

BACA JUGA:  Lulus dari UGM, Elsa Buka Toko Kelontong, Omzetnya Rp 380 Juta!

Ini adalah biogas portabel yang mampu merubah sampah organik dari setiap rumah tangga menjadi sumber energi alternatif bahan bakar masak.

Sasaran yang dituju yakni Ibu PKK di Dusun Banyakan II, Kecamatan Piyungan, Bantul.

BACA JUGA:  Mahasiswa UGM Buat Genting Pintar Bertenaga Surya, Bisa Dibersihkan Pakai HP

“Inovasi ini tidak hanya lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat, namun kami juga merancang biogas ini seportabel mungkin agar masyarakat mudah dalam menggunakannya” Ujar Fajar dan Dini dalam keterangan resminya.

“Selain mampu menekan jumlah sampah yang terbuang, biogas ini juga mampu menghasilkan Pupuk Organik Cair (POC) dan Kompos Bogashi melalui sisa hasil fermentasi sampah” Tambah Iqbal, Fariz dan Toyib.

Mereka membuat lima digester biogas yang ditempatkan pada setiap RT yang nantinya menjadi pionir kepedulian masyarakat akan sampah.

Pupuk organik sebagai produk samping juga akan diolah dan diuji laboratorium yang nantinya akan dikomersialisasikan sebagai produk unggulan Bumdes.

Melalui survei yang dibuat, sebagian besar masyarakat mitra menaruh antusias yang tinggi terhadap perkembangan inovasi ini kedepannya.

“Kami sangat berharap agar biogas ini dapat diperbanyak jumlahnya dan dikembangkan lagi, kami juga ingin membuat alat serupa di dalam rumah untuk sampah keluarga setiap harinya,” imbuh Ulda sebagai ketua Ibu PKK.

Melalui tingginya urgensi dan aspek fungsionalnya, harapannya inovasi biogas portabel ini dapat mengawali langkah masyarakat di negeri ini untuk semakin peduli dengan sampah yang mereka dihasilkan.

Tidak hanya sebagai ajang awalan, inovasi ramah lingkungan seperti ini baiknya terus dikembangkan sebagai langkah mudah masyarakat mencintai lingkungannya.

Nantinya, inovasi ini akan terus disempurnakan dan juga akan melalui tahap pematenan hak cipta agar inovasi ini terjaga keorisinalitasannya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co