GenPI.co - Co-founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi meminta DPR untuk memberi solusi agar TNI bisa selaras kembali.
Seperti diketahui, Anggota DPR RI Komisi I Effendi Simbolon menduga adanya keretakan hubungan antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.
Khairul pun menilai sikap Effendi Simbolon merupakan upaya menyelaraskan hubungan TNI.
“(Itu upaya, red) mengingatkan kepada para elit TNI agar menghentikan friksi dan menyelaraskan kembali hubungan mereka,” ujar Fahmi kepada GenPI.co, Rabu (7/9).
Menurutnya, pernyataan Effendi merupakan bentuk pengingat agar isu perpecahan tersebut tidak berkembang menjadi pemicu instabilitas politik dan keamanan.
“Kita memang tidak berharap bahwa setiap pejabat punya kecocokan personal satu sama lain. Akan tetapi, ketidakselarasan itu harus ada batasnya,” tuturnya.
Dirinya juga mengatakan ketidakselarasan hubungan tidak boleh mengganggu kinerja dan misi lembaga.
Oleh sebab itu, Fahmi menilai pernyataan Effeni merupakan alarm peringatan agar tidak ada pihak yang melampaui batasan.
“Meskipun Panglima dan para kepala staf ini berpangkat sama dan relatif otonom dalam hal penggunaan anggaran, namun Panglima lebih tinggi secara hirarkis dan kewenangan,” kata dia.
Fahmi juga mengatakan ketidakharmonisan tersebut bukan kali pertama terjadi. Oleh sebab itu, dia meminta anggora DPR memikirkan solusi yang lebih sustain dan efektif secara jangka panjang.
“Misalnya dengan memasukkannya dalam perumusan masalah pada agenda perubahan UU TNI,” ujar Fahmi.
Selain itu, dia juga menyarankan anggota DPR mengkaji dan evaluasi model organisasi TNI untuk menjawab kebutuhan menghadapi bentuk-bentuk ancaman dan tantangan di masa depan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News