GenPI.co - Belakangan ini viral pernyataan Ketua Umum PPP Suharso Minoarfa yang menceritakan pengalamannya soal amplop untuk kiai seusai dia bertandang ke seorang tokoh ulama.
Menanggapi rumor ini, aktivis perempuan Yenny Wahid menyatakan jika fenomena itu pertanda oknum tersebut tidak memahami budaya ulama terdahulu.
“Jadi, kalau kiai-kiai disebut terlibat dalam money politics, saya rasa itu karena enggak kenal budaya kiai dan ulama," kata Yenny Wahid dikutip ANTARA, Sabtu (27/8).
Putri kedua ulama Gus Dur itu mengemukakan bahwa kiai dan ulama itu justru lebih banyak memberi kepada masyarakat yang membutuhkan doa.
"Banyak orang yang datang sowan ke kiai untuk minta didoakan karena mereka percaya bahwa silaturahmi ke kiai akan mendatangkan keberkahan," jelasnya.
Namun, tak jarang ada beberapa masyarakat yang dengan sukarela membawakan sumbangan dan oleh-oleh.
Sumbangan tersebut, lanjut Yenny sifatnya tidak memaksa alias sebuah kewajiban.
Menurut Yenny, ada yang datang membawa hasil bumi, seperti singkong dan kelapa. Akan tetapi ada juga yang memilih memberikan sumbangan berupa uang dan jumlahnya pun beragam.
Ia memberikan contoh pengalaman unik dari almarhum Kiai Maimun Zubair, tokoh karismatik PPP. Kalau beliau diberi amplop, amplopnya diterima, lalu dikembalikan lagi kepada yang memberi.
"Beliau mengatakan bahwa sumbangannya beliau terima. Karena sudah menjadi haknya, beliau memberikan kembali kepada orang yang memberi sumbangan tersebut sebagai hadiah dari beliau," ujarnya.
Sebelumnya dalam pidatonya di acara Pembekalan Antikorupsi Politik Cerdas Berintegritas (PCB) untuk Partai Persatuan Pembangunan bekerja sama dengan KPK pertengahan Agustus lalu, Suharso menyinggung soal amplop kiai.
Dalam acara yang dapat disaksikan melalui kanal YouTube ACLC KPK itu, Suharso mengawali pidatonya dengan menceritakan pengalamannya saat menjadi Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP. Dia mesti bertandang ke beberapa kiai pada pondok pesantren besar.
"Saya datang ke kiai dengan beberapa kawan, lalu saya pergi begitu saja. Ya, saya minta didoain, kemudian saya jalan. Tak lama kemudian, saya dikirimi pesan WhatsApp, 'Pak Plt. tadi ninggalin apa nggak untuk kiai', saya pikir ninggalin apa? Saya enggak merasa tertinggal sesuatu di sana," ujar Suharso.(ANT)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News