YLKI Dukung KPAI agar PB Djarum Revisi Beasiswa Bulu Tangkis

09 September 2019 20:45

GenPI.co - Merespon keputusan PB Djarum yang menghentikan program beasiswa bulu tangkis, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memberikan endorsmen terhadap langkah KPAI dan Lentera Anak Indonesia (LAI). 

Menurut Tulus Abadi Ketua Pengurus Harian YLKI, yang diminta KPAI dan LAI adalah bukan menghentikan audisinya, tetapi audisi yang tidak melibatkan logo merek rokok, dalam hal ini Djarum. 

Baca juga :

KPAI: Kami Tak Melarang Audisi Atlet Bulu Tangkis Oleh PB Djarum

Kisruh dengan KPAI, PB Djarum Dibela Pebulutangkis Hariyanto Arbi

Dikritisi KPAI, PB Djarum Cetak Pebulutangkis yang Ditakuti Dunia

“Penggunaan logo tersebut selain tidak pantas juga melanggar regulasi yang ada, yakni PP No. 109/2012. Apa pun alasannya, logo tersebut adalah brand image bahwa produk tersebut adalah rokok, walau berkedok foundation,” ujar Tulus kepada GenPI.co lewat siaran pers.

Tulus menekankan, di dalam praktik olah raga di level internasional, termasuk di dalam bulu tangkis adalah terlarang melibatkan industri rokok, dalam bentuk apapun. YLKI mengritik keras sikap Menpora yang justru mendukung audisi tersebut dengan sponsor PB Djarum.

“Sekali lagi, audisi untuk mencari bibit unggul di bidang bulu tangkis adalah hal yang sangat positif dan patut diendors. Namun melibatkan industri rokok dan apalagi anak anak sebagai obyeknya adalah tidak pantas dan melanggar regulasi,” lanjut Tulus.

Seperti diketahui audisi umum beasiswa bulutangkis Djarum disetop setelah muncul polemik antara klub dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Ketua KPAI, Susanto, bersikukuh tak berniat menghentikan audisi, Undang-undanglah yang menjadi benturan.

PB Djarum diminta KPAI untuk melepas semua atribut yang identik dengan usaha utama mereka, rokok Djarum. KPAI menilai ajang itu merupakan eksploitasi anak-anak, sebab Djarum identik dengan rokok.

Awalnya, KPAI menginstruksikan agar PB Djarum menghapus titel Djarum di dada peserta audisi, permintaan itu telah dituruti. Kemudian, KPAI meminta detail lain untuk dihapus.

Jangan lewatkan video populer ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co