Presiden Jokowi Ungkap 3 Fondasi Indonesia Menjadi Negara Besar

06 Agustus 2022 16:30

GenPI.co - Presiden Jokowi mengatakan kekuatan ekonomi satu negara saat ini tidak dilihat dari besarnya negara.

Namun, kekuatan itu ada pada daya saing satu negara dengan negara lain.

Hal ini terlihat dengan runtuhnya ekonomi negara-negara besar di Eropa dan Amerika Serikat (AS), yang sudah dipastikan mengalami resesi ekonomi.

BACA JUGA:  IPW Desak Kapolri Pecat Irjen Ferdy Sambo

Kehancuran ekonomi negara-negara besar ini berkaitan erat dengan perubahan geopolitik internasional akibat perang yang berujung pada hancurnya ekonomi negara-negara tersebut.

“Di masa depan, bukan negara besar mengalahkan negara kecil, negara kaya mengalahkan negara miskin, tetapi negara cepat mengalahkan negara yang lambat,” kata Jokowi dilansir dari laman twitter pribadinya pada, Sabtu (6/8).

BACA JUGA:  Pengamat: Anies dan Kemenkes Telah Melakukan Kebohongan Publik

Kepala negara menjelaskan, setidaknya terdapat tiga pondasi untuk Indonesia agar bisa bersaing di masa depan dan terhindar dari resesi atau krisis ekonomi.

Ketiga pondasi tersebut yakni, infrastruktur, hilirisasi dan industrialisasi serta digitalisasi.

BACA JUGA:  Presiden Jokowi Sampaikan Kabar Buruk, Hati-hati

“Tiga fondasi Indonesia untuk bersaing di masa depan itu infrastruktur, hilirisasi dan industrialisasi, serta digitalisasi,” ujarnya.

Jokowi menjelaskan, pembangunan infrastruktur secara masif dan merata di seluruh pelosok tanah air selama tujuh tahun terakhir menjadi pondasi untuk kemajuan Indonesia di masa depan.

Ketersediaan infrastruktur menjadi modal Indonesia meningkat menjadi negara maju, dan tidak terperangkap sebagai negara berkembang saja.

“Infrastruktur yang kita bangun saat ini, hasilnya mungkin baru akan terasa 5 atau 10 tahun yang akan datang. kita telah menambah 2.042 km jalan tol, 5.500 km jalan bukan tol, 16 bandara baru, 18 pelabuhan baru, 38 bendungan baru, hingga irigasi 1,1 juta ha,” jelas Jokowi

Jokowi juga menekankan kemajuan satu negara juga ada pada hilirisasi dan industrialisasi.

Sejauh ini, kata mantan Gubernur DKI, ekspor nikel Indonesia ke negara luar sudah mencapai Rp 300 triliun, artinya industrialisasi sangat penting bagi satu negara.

“Nilai ekspor nikel dalam bentuk bahan mentah pada 2014 hanya Rp. 15 triliun. 2021 ekspor nikel kita mencapai lebih Rp 300 triliun,” ungkapnya.

Lebih jauh Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia adalah salah satu pemain utama di sektor teknologi dan digital di Asia Tenggara.

Dari data laporan Digital 2021 yang dirilis oleh HootSuite dan We Are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta jiwa. Meningkat 15,5 persen dari tahun lalu.

Sedangkan, dari data Kementerian Komunikasi dan Informatika, ada 167 juta orang Indonesia, atau sekitar 89 persen dari total penduduk, yang memakai ponsel pintar.

Besarnya jumlah pemakai internet dan ponsel pintar ini semakin mengakselerasi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.

Akhir 2020 silam, Google, Temasek, dan Bain & Company menyebut nilai ekonomi digital di Indonesia mencapai 44 miliar dolar, dengan 32 miliar dolar di antaranya berasal dari sektor e-commerce.

"Ada 65,4 juta UMKM di Indonesia yang berkontribusi pada 61 persen ekonomi kita. Jika hilirisasi dan industrialisasi tersebut dilakukan secara konsisten, saya yakin, PDB/GDP ekonomi Indonesia kini USD 1,2-1,3 triliun menjadi di atas USD 3 triliun,” pungkas Presiden Jokowi. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co