GenPI.co - Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN Andi Pangeran menegaskan bahwa fenomena aphelion tak bikin suhu bumi lebih dingin.
Seperti diketahui, sebuah unggahan di Facebook mengungkapkan cuaca dingin yang terjadi pada 23 Juli-22 Agustus merupakan dampak dari fenomena aphelion.
Andi Pangeran menjelaskan, aphelion adalah fenomena astronomi yang disebabkan oleh konfigurasi benda langit tertentu.
"Fenomena ini terjadi saat posisi bumi paling jauh dari matahari dibandingkan rata-ratanya," jelas Andi kepada GenPI.co, Rabu (27/7).
Dia mengungkapkan, hal ini sudah terjadi pada empat musim silam.
Aphelion terjadi tiap tahun dengan periode waktu yang berbeda-beda, tergantung dari efek perturbasi atau gangguan gravitasi planet terdahap orbit bumi.
"Kondisi ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan suhu dingin yang sedang berlangsung saat ini," tegasnya.
Andi menjelaskan, suhu dingin di Indonesia khususnya bagian selatan, mulai dari Pulau Jawa sampai Nusa Tenggara Timur disebabkan oleh angin yang berhembus dari Australia ke Indonesia.
"Angin ini membawa hawa dingin dari Australia lantaran negara tersebut sedang memasuki musim dingin," tuturnya.
Oleh karena itu, kondisi cuaca dingin saat ini termasuk fenomena klimatologis oleh iklim dan perubahan suhu setempat saja bukan fenomena alphelion. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News