GenPI.co - PT PLN (Persero) memperkuat transisi energi bersih di Indonesia dengan mengintensifkan subtitusi batu bara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ke biomassa.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan bahwa substitusi bahan bakar batu bara ke biomassa ini adalah proyek yang strategis.
Selain bisa mengurangi ketergantungan atas batu bara yang merupakan energi fosil, langkah ini menjadi salah satu cara untuk menurunkan emisi karbon sebelum PLN mempensiunkan PLTU pada 2050 mendatang.
Dengan co-firing biomassa PLN bisa mendapatkan energi bersih dengan peningkatan biaya yang minimal.
"PLN bisa menekan emisi karbon yang dihasilkan oleh PLTU, meningkatkan bauran energi serta memaksimalkan potensi PLTU yang ada sebelum akhirnya benar benar pensiun dini," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (21/7/2022).
Dia menyebut target bauran 23% di tahun 2025 akan dicapai dengan memanfaatkan sumber daya lokal.
Rantai pasokan bahan bakar biomassa akan mengoptimalkan lahan-lahan tandus dan pengolahan sampah, sehingga dalam prosesnya akan menciptakan lapangan kerja sekaligus menopang pertumbuhan ekonomi.
“Program co-firing biomassa ini spesial, karena berbasis kerakyatan. PLN bersinergi dengan kampus, komunitas, lembaga sosial, BUMN lain, dan ratusan ribu masyarakat sebagai bagian kekuatan untuk menegakkan energi bersih dalam rangka transisi energi,” jelas Darmawan.
Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan Wiluyo Kusdwiharto menjelaskan bahwa mayoritas penggunaan biomassa saat ini masih dipasok dari limbah. Yakni dari serbuk gergaji, tandan kosong sawit, sekam padi, dan sampah.
Untuk itu PLN perlu mengembangkan pasokan biomassa yang lebih sustain dengan penanaman hutan tanaman energi.
“Kita perlu membangun rantai pasok yang terintegrasi. Mulai dari unit-unit di daerah, anak perusahaan, hingga masyarakat. Mulai dari penanaman hutan, pengangkutan, hingga pemanfaatan dalam PLTU-nya,” jelas Wiluyo. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News