Penonton Melesat, Film Indonesia Tambah Pesat

02 September 2019 09:06

GenPI.co— Kalau boleh meminjam istilah matematika, rasanya penambahan jumlah pendonton "Gundala" tidak lagi menggunakan rumus deret hitung tapi lebih tepat jika memakai deret ukur sangking cepatnya perubahan angkanya.

Dikutip dari Instagram Gundala Official, hari pertama penayayangan film superhero Indonesia tersebut (29/8/2019) ada 174.013 penonton. Hari kedua berubah menjadi 312.776 penonton. Hari ketiga (31/8/2019), telah mecapai 512.566 orang.

Baca juga:

Dana Asing Guyur Sektor Perfilman, Kamu Wajib Tahu Soal DNI!

Film Indonesia Bangkit, Sineas Bahagia!

 

Tinggal selangkah lagi, film "Gundala" akan masuk dalam deretan film Indonesia box office tahun 2019. Pada peringkat 15 saat ini dihuni oleh film "Single 2" yang meraih 607.000 penonton.

“Senang dan lega karena Gundala dengan genre film yang tergolong baru di Indonesia, bisa diterima masyarakat. Artinya, sineas lain juga punya kesempatan besar untuk bikin film dengan genre dan pendekatan sinema yang segar. Masa depan perfilman Indonesia sangat menarik! SEMANGAAT!!,” tulis Sutradara film “Gundala” di Twitter-nya yang disertai grafis perolehan jumlah penonton di hari kedua.

Apa yang diutarakan oleh Joko Anwar, juga telah diendus oleh produser film lainnya.

Jika kamu perhatikan film Indonesia terus bermunculan. Agustus 2019 ada 5 film Indonesia baru yang ditayang di bioskop.  Selain “Gundala” ada “Bumi Manusia”, “Makmum”, dan “Wedding Agreement”, "Move On Aja".

Masuk dalam peringkat box office dengan jumlah penonton yang di atas 500.000 bukan lagi hal sulit bagi film Indonesia. Buktinya tiga film baru yang tayang pada Agustus, sudah masuk dalam peringkat 15 film Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak pada tahun ini, hingga awal September. Yaitu “Bumi Manusia”, “Makmum”, dan “Wedding Agreement”.

Wakil Kepala Bekraf RI, Ricky Joseph Pesik

Nonton Makin Digrandrungi

Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Ricky Joseph Pesik mengatakan bahwa minat masyarakat untuk menonton film Indonesia semakin meningkat. 

Menurutnya, hal tersebut dipengaruhi beberapa faktor yang mendorong, antara lain terbukanya akses untuk menonton di bioskop atau melalui platform streaming.

“Ya pasti karena kualitasnya meningkat. Kedua karena ketersediaan layar yang makin besar, sehingga film-film kita makin bisa ditempatkan di layar banyak. Ketiga tentunya investasi terhadap perfilman yang makin tinggi. Medianya juga sudah beragam di era digital ini,” kata Ricky kepada GenPI.co, baru-baru ini.

Gairah perfilman Indonesia ditopang semakin banyaknya masyarakat yang menggandrunginya.

Berikut jumlah penonton film Indonesia dikutip dari filmindonesia.or.id:

2018-51,2 juta
2017-42,7 juta
2016-37,2 juta
2015- 16 juta

Produser film, Chand Parwez Servia (foto: BPI)

Jumlah Film Indonesia dan Asing Tayang di Bioskop Imbang

Jika kamu membuka portal yang menjual tiket bioskop di Tanah Air lewat TIX ID, pada pukul 20.00 WIB, Minggu (1/9/2019), ada 13 judul film yang sedang tayang.

Dari deretan film yang sedang tayang tersebut, 6 film Indonesia dan 7 asing. Artinya jumlahnya telah berimbang.

“Perfilman Indonesia semakin menuju arah yang optimistis untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Hal tersebut ditandai dengan semakin kompetitifnya film-film lokal dibandingkan dengan film-film luar negeri,” kata Wakil Kepala Bekraf Ricky.

Hal senada juga dikatakan produser yang telah lama berkiprah dalam industri perfilman Indonesia, Chand Parwez Servia.

Ia mengatakan pangsa pasar film Indonesia sudah mencapai 50 persen dari perolehan jumlah penonton di seluruh bioskop. Jumlah tersebut meningkat 5 persen dari 2017. 

“Dulu kan film impor yang lebih dominan,” kata Chand kepada GenPI.co (25/8/2019).

Pada 2014, market share film Indonesia hanya 16 persen-18 persen. 

“Sekarang sudah 50 persen, sudah sejajar dengan film luar. Artinya film Indonesia sudah dicintai lebih daripada film impor,” ujar Chand.

Perolehan pangsa pasar film dalam negeri yang berimbang dengan asing dari segi jumlah penonton, katanya, telah mengatantarkan Indonesia berada pada posisi ke-6 di dunia yang film lokalnya memiliki market share yang tinggi. 

Ia menjelaskan hal itu tak lepas dengan kesadaran para insan film Indonesia yang semakin mengerti mengenai konten yang baik untuk karya mereka.

“Karena semua sudah mulai tahu harus membuat karya seperti apa. Jadi pembuat film ini mengerti bahwa penonton film Indonesia adalah yang sangat menentukan keberhasilan film,” kata Chand Parwez kepada GenPI.co (25/8/2019).

Chand menjelaskan, saat ini para insan perfilman Indonesia sudah terjalin dalam satu harmoni yang baik. Seluruh organisasi perfilman saat ini bernaung di Badan Perfilman Indonesia (BPI), yang diketuai oleh Chand Parwez.

“BPI isini melibatkan banyak kreatif dan eksibitor atau bioskop. Nah BPI ini menjadi jembatan antara kebijakan pemerintah (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) dan penonton,” ungkap Chand Parwez, pemilik rumah produksi PT. Kharisma Starvision Plus.
 

Jangan lewatkan video populer ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co