Pelita Air Bisa Menyeimbangkan Industri Pesawat di Indonesia

25 Juni 2022 16:15

GenPI.co - Kehadiran rute baru pesawat Pelita Air bisa menciptakan keseimbangan atau kesehatan bagi iklim bisnis dalam industri penerbangan di tanah air.

Hal itu disampaikan oleh pengamat dan analis independen bisnis penerbangan nasional Gatot Rahardjo.

Gatot mengatakan, pasar penerbangan Indonesia mayoritas sudah lebih 60 persen dikuasai oleh salah satu group maskapai penerbangan swasta yakni Lion Air.

BACA JUGA:  Erick Thohir Berbahaya Jika Maju Pilpres 2024, Kata Margarito

“Jumlah penerbangan dan jumlah penumpangnya group ini (Lion, red) sudah lebih dari 60 persen dari nasional,” Ujar Gatot di Jakarta, Sabtu (25/6).

Gatot menambahkan, untuk bisa memberikan keseimbangan, jumlah pesawat Pelita Air mesti ditambah dan memberikan tarif yang bersaing.

BACA JUGA:  Soal Pelecehan Seksual di Kereta Api, Erick Thohir: Proses Hukum!

“Jumlah pesawat dan jumlah penerbangan harus ditambah, misalnya sampai 100 pesawat. Sebab, Lion Group pesawatnya sudah lebih dari 200-an," jelasnya.

Gatot mengatakan, setelah pandemi covid-19, banyak masyarakat yang ingin bepergian, baik itu untuk urusan pekerjaan maupun untuk berlibur.

BACA JUGA:  Lowongan Kerja Pelita Air, yang Berminat Bisa Langsung Daftar!

Sementara itu, jumlah pesawat dan penerbangan sedikit serta banyak rute yang masih tidak ada penerbangan.

“Kalau Pelita hanya mengandalkan 20-an pesawat yang ada, justru akan digilas. Saat ini persaingannya ada di harga tiket serta slot dan frekuensi penerbangan dan itu sudah dikuasai oleh 1 group itu," kata Gatot.

Gatot mengatakan, Erick Thohir selaku Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus berkolaborasi dengan Kementerian Perhubungan yang mempunyai otoritas untuk mengatur penerbangan di Indonesia.

Hal itu perlu dilakukan untuk mewujudkan keseimbangan di bisnis penerbangan tanah air.

"Bolanya ada di Kementerian Perhubungan untuk membuat atau mengubah aturan yang ada, misal terkait tarif, rute, frekuensi penerbangan, dan model bisnis sehingga iklim bisnis penerbangan menjadi lebih baik dan adil," kata Gatot.

Gatot mengatakan, Erick Thohir bisa meminta Menteri Perhubungan Budi Karya untuk memperbaiki iklim bisnis di penerbangan nasional.

Gatot menambahkan, di Indonesia harga tiket masih menjadi penentu calon penumpang memilih menggunakan pesawat.

Jadi menurutnya, jika Pelita Air lebih mahal tarifnya daripada swasta, tidak akan menjadi pilihan oleh masyarakat.

“Jadi apa pun yang mau dilakukan maskapai kalau harganya lebih mahal dari tetangga sebelah, juga tidak akan dipilih masyarakat.” jelasnya.

Selain itu, Gatot menyarankan, Pelita Air tidak hanya fokus pada pasar domestik, tetapi juga mencoba menggarap penerbangan internasional.

"Jadi antara dalam dan luar negeri seimbang. Meski yang luar negeri itu hanya kerja sama dengan maskapai lain, tetap ada pendapatan bagi Pelita," kata Gatot.

Sebelumnya, Erick Thohir menyatakan kehadiran Pelita Air merupakan bentuk intervensi pemerintah dalam mewujudkan keseimbangan ekonomi di industri pesawat terbang Tanah Air.

"Saya meminta dan mengharuskan Pelita Air yang akan menjadi salah satu tulang punggung pembangunan industri penerbangan domestik," kata Erick.

Pelita Air juga diminta oleh Erick menjadi bagian dalam menyehatkan industri pesawat terbang di Indonesia. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Andi Ristanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co