GenPI.co - Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi meminta agar migrasi minyak goreng curah ke kemasan tak membuat harga naik.
Tulus mengatakan bahwa wacana penghapusan minyak goreng curah sudah ada sejak 2016. Namun, wacana tersebut hingga kini belum terwujud.
“Wacana minyak curah itu dari dulu juga akan dikendalikan, kemudian akan diganti kemasan, bukan hanya Zulhas saja, itu dari dulu,” kata Tulus di DPR RI, Kamis (16/6).
Dia mengatakan, minyak goreng kemasan dinilai lebih aman daripada curah. Sebab, kualitas pada minyak terjamin dan terdapat tanggal kadaluarsa.
“Memang lebih aman minyak goreng kemasan, karena tidak terkontaminasi dengan cemaran yang lainnya. Terjamin juga kondisi tidak kadaluarsa,” bebernya.
Namun, kata Tulus, pemerintah juga harus menyesuaikan harga minyak goreng.
Dia juga meminta pemerintah mengendalikan sistem distribusi minyak goreng agar bentuk kecurangan tidak terjadi.
“Kemudian, dikendalikan dari sisi distribusinya, sehingga harganya bisa terjangkau. Jadi, jangan sampai migrasi dari minyak curah ke kemasan harganya mahal,” katanya.
Terkait harga eceran tertinggi (HET), kata Tulus, pemerintah belum mampu mengendalikan dengan baik.
“HET yang ditetapkan belum sesuai dengan harga keekonomiannya yang seharusnya ditetapkan dari biaya produksi,” ucapnya.
Oleh sebab itu, kata Tulus, pemerintah harus bisa memberikan solusi terkaiti harga minyak goreng.
“Ini tugas pemerintah untuk memberikan subsidi atau mengulik adanya distribusi yang tidak benar seperti penyelundupan dan sebagainya,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan baru Zulkifli Hasan mengatakan minyak goreng curah belum tentu dihapus.
Minyak curah katanya masih berpotensi digantikan dengan minyak kemasan sederhana.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News