GenPI.co - Kerusakan lingkungan termasuk pembukaan hutan diduga terjadi karena banyak manusia yang lebih mengutamakan mencari keuntungan pribadi ketimbang menjaga alam.
Hal itulah poin penting yang disampaikan Cendekiawan Prof. Emil Salim dalam acara bertajuk "Relevansi HAM dan 50 Tahun Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
"Uang itu adalah kebalikan dari apa yang diminta di lingkungan,” kata Emil dalam dikutip dari ANTARA, Jakarta, Senin (14/6).
“Kalau lingkungan minta melestarikan hutan, tidak ada uang dari melestarikan hutan, tetapi kalau kemudian hutan dibuka, apakah itu perkebunan atau ekspor kayu atau kah untuk apa, uang itu," imbuhnya.
Dia menambahkan upaya menjaga lingkungan tidak bisa dilakukan hanya melalui ceramah atau seminar tetapi perlu upaya lebih menyadarkan manusia agar menegakkan moral dan menghargai hak asasi manusia.
"It's a matter of menegakkan moral, menghargai human rights, menghargai lingkungan versus kepentingan pribadi, material interest, power, kepentingan pribadi," tegasnya.
Emil mengatakan tidak semua manusia memiliki sikap idealis, sebagian lainnya lebih mengutamakan kepentingan pribadi, kelompok, partai atau kepentingan lainnya.
Oleh karena itu, manusia perlu dididik agar menyadari bahwa kekayaan ilmu, akal dan pikiran lebih penting dari materi semata.
Sayangnya menurut dia, saat ini kegiatan ekonomi masih mengejar keuntungan semata sehingga kurang menghargai hak asasi manusia dan lingkungan.
"Kita masih belum pada tingkat kedewasaan itu, kita masih pada tingkat greedy ekonomi, ekonomi rakus dan belum pada ekonomi yang sadar," tukas Emil Salim.(*) ANT
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News