GenPI.co - Salah satu pemilik hewan kurban di Jakarta Barat, Ivan Angga Utama mengaku terpaksa menaikkan harga sapi menyusul maraknya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.
Kenaikan sekitar 10 persen itu turut menghambat ketersediaan stok sapi menjelang iduladha.
"Ukuran sapi yang banyak diminati itu kira-kira 300 kilogram itu biasanya ada di sapi jenis Bali dengan harga kirasaran Rp 20 jutaan per ekor," ujar Ivan kepada GenPI.co, Sabtu (11/6).
Ivan menjelaskan, pada Iduladha tahun lalu, harga sapi masih berada di kisaran Rp 18 jutaan per ekor dengan bobot 300 kilogram.
Selain karena PMK, lanjutnya, kenaikan harga sapi juga imbas dari inflasi.
"Seperti minyak goreng susah, itu berimbas ke kami juga," lanjutnya.
Namun, kenaikan harga sapi tidak membuat masyarakat enggan membeli.
"Alhamdulillah, yang DP ke kami sudah ditandai. Nanti saat pelunasan kami antar," ungkapnya.
Adapun jumlah pembeli setiap harinya mulai dari 8-10 ekor sapi di Trisno Farm.
Ivan menjamin sapi-sapi di tempatnya tidak ada yang tekena wabah PMK.
"Insyallah. Karena kami dari peternakan keluarga di Yogyakarta," jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News