GenPI.co - Wakil Gubernur (Wagub) Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Mayjen TNI Mohamad Sabrar mengungkapkan tantangan geopolitik Indonesia menuju revolusi 5.0.
Menurutnya untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik, optimistis, dan mempertahankan eksistensi, tantangan ini perlu disikapi serius.
Mayjen Mohamad Sabrar mengatakan hal itu harus didukung dengan pemimpin yang kompeten untuk persoalan geopolitik yang berubah usai pandemi covid-19.
"Jadi, semua harus pandai-pandai membaca peta baru pada era pandemi covid-19 untuk kepentingan nasional," ujar Mayjen Sabrar di Kantor Lemhannas, Jakarta, Kamis (19/5).
Jenderal bintang dua itu menjelaskan selain pintar membaca peta geopolitik, masyarakat seharusnya bisa melakukan lompatan kuantum jauh ke depan.
Menurut dia, lompatan itu untuk melakukan akselerasi transformasi dan kebijakan yang mengatasi kesenjangan digital.
"Hal itu digunakan untuk mengakomodasi semua masyarakat dan kepentingan pelayanan publik menuju masyarakat 5.0," jelasnya.
Oleh karena itu, Mayjen Sabrar mengatakan pihaknya mencermati kondisi itu menganut manajemen modern untuk mengembangkan kepemimpinan strategis.
Menurutnya, hal itu diperkuat dengan strategi ketahanan nasional menuju era geopolitik 5.0.
"Jadi, itu diperlukan kepemimpinan ideal dalam menyongsong kehidupan era geopolitik 5.0," imbuhnya.
Mayjen Sabrar menekankan kepemimpinan ideal ialah mencerminkan humanisme universal yang memperjuangkan hak rakyat, demokrasi, dan keadilan sosial.
Dengan demikian, jika itu terwujud, Indonesia akan sudah siap lebih baik pada 2045.
"Dengan kepemimpinan strategis berbasis ketahanan nasional, Indonesia diharapkan memiliki visi bersama untuk sama-sama mewujudkan yang lebih baik pada 2045," kata dia. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News