GenPI.co - Jenderal Polri Krishna Murti pernah dipukul guru menggunakan penggaris saat masih duduk di bangku SMP Negeri 1 Malang pada 1982-1985.
Momen itu terjadi saat pelajaran bahasa Jawa. Krishna yang kini berpangkat brigadir jenderal baru pindah dari Jakarta.
Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, Selasa (16/5), Krishna menyebut gurunya bernama Bu Tarto.
Menurut Krishna, saat itu gurunya sedang membacakan cerita bahasa Jawa. Krishna tidak memahami isi cerita yang dibacakan.
“Saya tanya teman saya di belakang kursi, ‘Itu Bu Guru omong apa’?” tulis Krishna Murti.
Saat itu Bu Tarto tiba-tiba memukul kepala Krishna menggunakan penggaris kayu panjang.
“Rupanya Bu Guru mukul kepala saya karena (saya, red) dianggap saya ngobrol saat pelajaran,” imbuh Krishna.
Menurut Krishna, saat itu dirinya diminta diam. Di sisi lain, Bu Tarto melanjutkan ceritanya.
Bu Tarto bertanya jumlah Pandawa. Namun, Krishna tidak memahami ucapan gurunya.
“Karena ada kata-kata piro (berapa, red), saya mengira itu adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban angka,” tulis jenderal Polri itu.
Mantan Karomisinter Divhubinter Polri itu mengaku dicolek temannya dari belakang.
“Trus dia bilang ‘satus, satus, satus (seratus, red),” tulis Krishna Murti.
Krishna yang menganggap temannya itu baik akhirnya mengikuti jawaban pemberian rekannya.
“Kembali lagi saya dipukul pakai penggaris kerena dianggap bercanda.,” lanjut Krishna.
Krishna pun dihukum berdiri di pojok kelas. Saat itu, dia bertanya dalam hati apakah gurunya tidak mengetahui dirinya tak bisa berbahasa Jawa.
“Pelajaran terbesar hari itu ialah jangan pernah percaya teman SMP-mu. Siapa pun dia,” tulis jenderal Polri itu. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News