GenPI.co - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan tren fesyen muslim sudah mengarah pada gaya hidup.
"Jadi, Indonesia harus mengambil peluang ini karena memiliki kekuatan ragam budaya dan kearifan lokal," ujar Lutfi saat menutup pagelaran Muslim Fashion Festival+ (MUFFEST+), Sabtu (23/4).
Oleh karena itu, kata Mendag Lutfi, seluruh pemangku kepentingan harus bekerja sama mencari persamaan sehingga tercipta ekosistem fesyen muslim dunia.
Lutfi menegaskan komitmen pemerintah, khususnya Kementerian Perdagangan untuk terus mendukung terbentuknya ekosistem industri fesyen Indonesia.
"Diharapkan sebelum 2024 kerja sama dalam mewujudkan ekosistem tersebut dapat berjalan dalam kebersamaan Indonesia yang kuat,” harapnya.
Perhelatan MUFFEST+ berupaya memberikan kesempatan bagi pelaku usaha fesyen muslim di tanah air untuk mempresentasikan karyanya dan mengembangkan sisi bisnis melalui kegiatan fashion show, trade-expo, dan talkshow.
Perhelatan MUFFEST+ tahun ini merupakan yang ketujuh kalinya dengan mengangkat tema “Muslim Fashion, Muslim Lifestyle”.
Pagelaran ini menghadirkan keragaman gaya busana kreasi lebih dari 300 desainer dan brand fesyen muslim.
MUFFEST+ 2022 pada hari terakhir menampilkan rangkaian Fashion Parade yang dimulai dari karya Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Jilbrave, Elemwe, HJ.
Signature by Devint Digdaya, Dea Textile, Nadheera Luxury, Mshee by Maudiza Sherina, D.J.H.N, Rangkay, Hikmat Fashion, LYF, dan Puthic.
Kemudian, dilanjutkan Fashion Parade dengan menghadirkan koleksi dari Institut Kesenian Jakarta, Iva Lativah, Perta M Naja, Andy Sugix X Hefi Rosid, Dear Dein X Atas Bawah by Dinda Hauw & Rey Mbayang, Setara by Irish Bella & Ammar Zoni, dan Rose.Ma.Lina X Sofie. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News