GenPI.co - Musisi independen Adi Alam terpaksa beralih profesi menjadi seorang penjaga toko musik di Jakarta lantaran kesulitan mencari nafkah.
Pasalnya, pandemi Covid-19 sangat menyulitkan bagi para pelaku industri musik tanah air karena pemerintah tidak memperbolehkan adanya konser musik.
“Jual alat musik juga susah. Orang-orang, kan, enggak ada yang manggung,” ujarnya dalam acara reopening Patty Poison di Adara Coffee, Sabtu (26/2).
Menurut dia, para pelaku yang berkecimpung di industri musik sangat kewalahan.
Dirinya juga mengaku tokonya kesulitan dalam menjual produk alat musik.
“Ada, sih, yang mampir. Paling satu dua saja seperti kolektor atau orang yang rajin merawat alat musiknya. Untuk menjual alat musik tetap sulit,” ucapnya.
Adi menceritakan bahwa dirinya hendak merilis sebuah mini album dalam waktu dekat.
Ia juga mencurahkan isi hatinya terkait pandemi Covid-19 dalam salah satu lagu di mini album tersebut.
“Ada satu lagu yang berjudul ‘Harapan’. Lagu itu akan jadi mini album saya nanti. Semoga mini album ini tetap laku di pasaran walaupun sedang masa sulit,” ucapnya.
Meski demikian, Adi mengaku tidak bisa berharap banyak kepada mini album yang akan dirilisnya.
Menurutnya, yang terpenting adalah apresiasi dari para pendengar.
“Karena di situlah timbal balik seni yang saya dapatkan. Lagi pula, yang justru saya resahkan saat ini adalah ekonomi para pekerja seni,” kata Adi. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News