GenPI.co - Warga negara Indonesia (WNI) di Rusia, Yasir Gunawan mengatakan, kondisi tempat tinggalnya di Kota Saint Petersburg, masih stabil meski Ukraina dan Rusia bersitegang.
Gunawan mengatakan, keadaan ini hanya sedikit berpengaruh di harga makanan karena efek dari anjloknya mata uang Rubel di Rusia.
Namun, dia menyebut anjloknya Rubel justru menjadi keuntungan tersendiri bagi warga Indonesia di sini.
"Justru banyak dari WNI yang saat ini memanfaatkan momentum menukar mata uang Rupiah ke Rubel. Bisa dibilang saat ini adalah harga termurah mata uang Rubel sepanjang 10 tahun terakhir," kata Gunawan kepada GenPI.co, Sabtu (26/2).
Menurut mahasiswa S2 di Peter the Great Saint Petersburg Polytechnic University ini, tak ada perubahan signifikan sejak tombol perang ditekan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pasalnya, seluruh aktivitas berjalan sebagaimana mestinya di kota ini.
Namun, Gunawan mengatakan, di beberapa kota sekitar perbatasan, seperti Rostov dan Belgorot, ada beberapa kegiatan yang mulai di tangguhkan.
Misalnya, pendidikan dialihkan ke online bahkan ada yang diliburkan, beberapa bahan makanan pokok seperti telur mengalami kenaikan signifikan, ada banyak polisi nasional hampir di sepanjang jalan, serta mobil-mobil militer bergerak.
"Kota tersebut juga menampung banyak pengungsi sipil dari Ukraina, tetapi balik lagi, ini hanya di kota tersebut saja," katanya.
Sementara itu, khusus untuk WNI di Rusia memang ada beberapa imbauan, tetapi Gunawan melihat imbauan itu masih sebatas kewaspadaan.
Dia mengatakan, WNI di sini sudah diberikan nomor kontak khusus yang bisa dihubungi jika terdampak dari ketegangan Rusia dan Ukraina.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News