GenPI.co— Salah satu profesi yang banyak ditekuni orang Batak adalah sebagai pengacara, Hotman Paris Hutapea dan Ruhut Sitompul di antaranya.
Di berbagai kasus, yang menjadi pengacaranya banyak dijumpai adalah orang Batak.
Apa yang menyebabkan profesi pengacara sering diasosiasikan dengan suku Batak?
Dalam salah satu unggahan di akun Instagramnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan kenapa orang Batak banyak menjadi pengacara.
Hal itu dikemukakan, setelah Presiden Jokowi mengunjungi Kampung Huta Siallagan di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
Baca juga:
Jokowi Dorong Geopark Kaldera Toba Diakui UNESCO
Jokowi: 3.5 T dari APBN untuk Pengembangan Danau Toba
“Ini hikayat yang saya dapatkan saat berkunjung siang tadi di kampung tua Huta Siallagan,” tulis Instagram @jokowi, Rabu (31/7/2019).
Huta Siallagan, adalah satu kampung yang namanya diambil dari nama Raja Laga Siallagan, garis keturunan suku Batak asli.
Kampung ini lokasinya di area Danau Toba, tepatnya Desa Ambarita, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
“Inilah kampung yang konon titik awal sejarah peradaban penegakan hukum di Samosir pada zaman dahulu kala,” tulis IG @jokowi, Rabu (31/7/2019).
Keturunan raja ke-17 Siallagan, Gading Jansen Siallagan, mengisahkan di Kampung Huta Siallagan masih ada bekas “batu persidangan”. Batu ini berbentuk sebuah meja dengan kursi tersusun melingkar. Di tempat inilah, sang raja mengadili pelanggar hukum adat.
Selain raja, sidang juga dihadiri adik-adik raja, penasehat terdakwa, penasehat korban, dan penasehat kerajaan.
“Nah, kata Gading Jansen, penasehat kerajaan ini kalau di zaman sekarang disebut pengacara,” tulis IG @jokowi.
“Jadi jangan aneh, Bapak, kalau orang Batak banyak jadi pengacara. Kayaknya, mereka itu lulusan Siallagan semua,” kata Gading Jansen.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News