GenPI.co - Pimpinan ISIS yang tewas direspons pengamat terorisme. Kekuatan seluruh pengikutnya ikut terbongkar.
Pengamat terorisme, Harits Abu Ulya angkat suara terkait eksistensi ISIS ini.
Seperti diketahui, pimpinan ISIS, Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi dinyatakan tewas oleh Amerika Serikat (AS).
Terdapat anggapan tewasnya Qurashi bisa memicu gejolak ISIS yang berada di Indonesia.
Namun, Hartis menilai hal tersebut sangat kecil kemungkinannya, lantaran ISIS sudah kuat di Indonesia.
"ISIS di Indonesia susah jadi masa lalu. Hanya sisa-sisa simpatisan dengan militansi yang berbeda dengan isier di awal eksisnya ISIS di Suriah," ujar Harits kepada GenPI.co, Jumat (4/2).
Selain itu, Harits menjelaskan dinamika gerkan ISIS Suriah sangat berbeda dengan yang terjadi di Indonesia.
Dengan demikian, dia merasa tewasnya pimpinan ISIS tidak berpengaruh terhadap gerakan pengikutnya, termasuk di Indonesia.
"Jadi, dinamika Suriah dan sekitarnya soal ISIS resonansinya sangat tidak signifikan berpangaruh terhadap pergerakan di Indonesia," jelasnya.
Oleh karena itu, Harits menganggap setiap pimpinan ISIS di mana pun berada dan dikatakan tewas, maka pengikutnya pun tidak bisa bergerak.
Artinya, kata dia, kekuatan ISIS terlihat jelas makin lemah usai ditinggalkan pimpinannya.
"Dengan tewasnya pimpinan ISIS, otomatis makin melemahkan pengaruh ISIS ke seluruh jaringannya," imbuhnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News