Pemerintah Jerman Berikan Apresiasi Komunitas Cerita Iklim

14 Januari 2022 16:10

GenPI.co - Komunitas Cerita Iklim membagikan kisah mereka dalam membantu mengedukasi masyarakat Indonesia, khususnya anak muda, terkait isu iklim dan lingkungan.

Ketua Komunitas Cerita Iklim Dhita Mutiara Nabella mengatakan bahwa komunitas itu berawal dari iseng-iseng membagikan informasi yang dia dapatkan selama bekerja di Research Center for Climate Change Universitas Indonesia (RCCC UI).

Menurut Dhita, nama Cerita Iklim adalah pilihan pribadinya. Pasalnya, orang-orang dinilai akan lebih mudah memahami suatu isu jika diungkapkan dalam bentuk storytelling

BACA JUGA:  Pak Mahfud, Jadi Siapa Menteri yang Minta Setoran Rp 40 M?

“Kami ingin isu iklim bisa lebih mudah dipahami lewat cerita yang kami sampaikan dan semua orang bisa ikut bercerita, bukan hanya pengurus,” ujarnya kepada GenPI.co, Jumat (14/1).

Kini, komunitas yang dibentuk pada 8 Mei 2020 itu sudah berkembang dengan jumlah anggota 25 orang anak muda berusia 18-25 tahun.

BACA JUGA:  Nih, Tampang Penendang Sesajen di Gunung Semeru Saat Ditangkap

Komunitas Cerita Iklim bahkan berhasil terpilih ke dalam 10 besar komunitas terbaik versi Kementerian Ekonomi dan Iklim Jerman pada 2021.

“Program itu adalah bentuk funding dari Jerman. Kami mendaftar dan melakukan presentasi apa saja yang sudah kami lakukan. Akhirnya, kami terpilih,” ujarnya

BACA JUGA:  Komunitas Alam Maffers Mendaki 12 Gunung Dalam Dua Minggu

Pendanaan hibah dari Kementerian Ekonomi dan Iklim Jerman pun akan digunakan Komunitas Cerita Iklim dalam mengembangka program kerja yang sudah dilakukan sebelumnya.

Dhita mengatakan bahwa Komunitas Cerita Iklim memiliki tiga program kerja unggulan, yaitu Bedah Jurnal, Cerita Podcast, dan Diskusi Aktif.

“Ke depannya, kami akan membuat website, melegalkan Cerita Iklim sebagai sebuah yayasan agar bisa mendapat funding dan melakukan gerakan yang lebih besar, serta merilis buku,” katanya.

Tak hanya itu, Komunitas Cerita Iklim juga berencana akan mengadakan boothcamp pada Januari 2022. Boothcamp ini berlangsung selama sekitar satu bulan dan dilaksanakan secara daring.

Tema boothcamp tersebut adalah untuk membahas perihal COP26 yang dilangsungkan di Glasglow pada November 2021 dan apa saja yang bisa dilakukan anak muda ke depan berdasarkan hasil pertemuan itu.

“Teman-teman peserta akan diberikan studi kasus dengan beragam permasalahan, lalu mereka akan mempresentasikannya saat boothcamp,” ungkapnya.

Selain itu, Komunitas Cerita Iklim akan mencoba berjejaring dengan organisasi serupa di negara lain. Khusus untuk program tersebut, semua konten akan menggunakan bahasa Inggris.

“Misalnya, dari semua konten yang kita hasilkan, akan ada satu yang berbahasa Inggris. Teman-teman dari negara lain juga akan kami undang untuk berbagi pandangan terkait isu iklim di negara mereka,” tuturnya.

Dhita berharap komunitas di bidang lingkungan dan perubahan iklim di tanah air bisa lebih berkolaborasi. Pasalnya, masalah lingkungan dan perubahan iklim adalah pekerjaan rumah bersama.

“Sementara itu, untuk anak muda Indonesia, semoga selalu bisa memiliki pola pikir bahwa prinsip berkelanjutan harus menjadi poin utama di tiap bidang yang dilakukan,” paparnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co