GenPI.co - Perang Antarsuku pecah di Jayawijaya, Papua. Suasana terasa mencekam. Utang nyawa diminta dibayar dengan nyawa.
Seperti diberitakan Antara, bentrok berdarah tersebut diduga dipicu dari masalah keluarga yang berasal dari dua suku berbeda.
TNI dan Polri bersiaga. Ada dua satuan setingkat kompi (SSK) dari Kodim 1702 dan Yonif 756/WMS disiagakan.
Mereka bertugas untuk membantu Polres Jayawijaya untuk meredam bentrok antarwarga di Kabupaten Jayawijaya, Papua.
Dua bupati yang warganya terlibat perang juga turun tangan mendamaikan kedua kubu.
Warga ternyata sulit didamikan. Tak ada lagi aturan pemerintah yang ditakuti. Yang ada hanya keinginan menuntut balas.
Yang bisa dilakukan TNI/Polri hanya mendamaikan. Saat langkah ini tak berjalan, aparat keamanan langsung melakukan penyekatan.
Misi yang dijalankan adalah mencegah perang antarsuku di Jayawijaya, Papua.
Dandim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Budi Arif Situmeang dalam keterangan,Upaya meredakan, menyekat, dan menghalau kelompok massa terus dilakukan.
Prajurit juga ikut dikerahkan untuk mencegah meluasnya area bentrok suku di wilayah Kabupaten Jayawijaya.
Bentrokan yang terjadi kata dandim, antara dua kelompok Suku Lanny Jaya dan warga Suku Nduga di Distrik Wouma, Kabupaten Jayawijaya.
"Kejadian tersebut dipicu dugaan pembunuhan yang dilakukan masyarakat Lanny Jaya kepada warga Nduga atas nama Yonas Kelnea (48). Korban diduga sebagai akibat dari permasalahan keluarga," kata Dandim 1702/Jayawijaya seperti dikutip dari Antara, Senin, 10 Januari 2022.
Dandim mengatakan pada Minggu siang, 9 Januari 2022, bentrokan kembali pecah.
Kedua suku kembali saling serang menggunakan alat perang tradisional dan saling melukai sesama mereka yang dinilai lawan.
Akibat bentrokan antarwarga pada Sabtu, 8 Januari 2022, menurut Dandim, terdapat satu korban meninggal dunia, 22 orang luka-luka.
Kemudian ada empat unit honai yang terbakar, lalu ada 35 unit rumah terbakar, 2 unit mobil, dan 4 unit motor terbakar di lokasi bentrok.
"Aparat keamanan Kodim 1702/JWY, Yonif 756/WMS, dan Polres Jayawijaya siaga di tempat kejadian," katanya.
Untuk meredakan ketegangan, pada Minggu malam, 9 Januari 2022, Dandim 1702/JWY Letkol Inf Arif Budi Situmeang, Danyonif 756/WMS Letkol Inf Tommy, dan Waka Polres Jayawijaya Kompol Ferdinand mengadakan pertemuan dengan Bupati Jhon Richard Banua serta Bupati Lanny Jaya Befa Jigibalom.
Mereka membicarakan upaya damai untuk antisipasi terjadinya bentrokan kembali, penyelesaian masalah tuntas, dan menyeluruh.
Aparat pun berupaya meminta kedua pihak yang bertikai menahan diri. Aparat pun mencoba melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat dari masing-masing.
Senin, mengatakan prajurit TNI turun langsung ke area bentrok antarsuku di Distrik Wouma.
"Para kepala suku dan panglima perang juga telah meredakan kelompoknya," kata Dandim. (antara)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News