GenPI.co - Pengamat kebijakan publik, Asep Surmayana menyoroti polemik peleburan Lembaga Biologi Molekur Eijkman (LMBE) yang resmi terintegrasi ke dalam BRIN.
Menurut Asep, peleburan tersebut tampak sudah direncanakan cukup lama sehingga tinggal menunggu efeknya, apakah lebih baik atau tidak.
"Saya rasa peleburan itu agaknya sudah diperhitungkan dampak positif dan negatifnya," ujar Asep kepada GenPI.co, Senin (3/1).
Asep menjelaskan dengan kondisi itu, maka perlu diperhitungkan soal kondisi teknis yang harus mendapat sorotan lebih.
Sebab, dia menilai jangan sampai peleburan tersebut akan lebih banyak memberi efek negatif ke depannya.
"Perlu diperhitungkan juga sejumlah hal teknis yang membutuhkan penangan ahlinya, yang ternyata banyak ditarik. Hal itu bisa berdampak terhadap operasional teknis lapangan," jelasnya.
Seperti diketahu, efek dari peleburan Eijkman ke BRIN telah terlihat usai pemutusan kontrak tenaga honorer yang diberhentikan atau tidak diperpanjang kontraknya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala PRBM Eijkman Wien Kusharyoto mengatakan, sebanyak 113 orang diberhentikan karena dampak adanya integrasi ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
"Sebanyak 113 orang, skitar 71 adalah tenaga honorer periset," kata Wien.
Wien lebih lanjut mnjelaskan ada sejumlah perubahan mekanisme yang perlu diikuti sesuai ketentuan yang berlaku usai terintergrasi BRIN.
Menurut dia, perubahaan itu dikelola sesuai kebijakan BRIN dan peraturan atau undang-undang yang berlaku. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News