GenPI.co - Peringatan Haul Ke-12 Presiden Keempat RI Abdurachman Wahid atau Gus Dur digelar pada hari Kamis (30/12).
Haul Gus Dur tersebut berlangsung sejak pukul 19.30 WIB dan digelar serentak di empat titik, yakni kediaman pribadi Gus Dur di Ciganjur, Pondok Pesantren Tebuireng, Kedutaan Besar Indonesia di Berlin, dan Peace Village Yogyakarta.
Rangkaian acaranya sendiri terdiri dari doa bersama, tausiyah, pagelaran musik dan selawat, hingga testimoni sejumlah tokoh publik.
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz mengatakan, pihaknya bersyukur masih berkesempatan untuk menyelenggarakan Haul Gus Dur.
"Sejak beliau wafat 30 desember 2009, sampai saat ini namanya masih harum dan memberikan kesan ke kita bahwa Gus Dur sangat dicintai bangsa ini," kata Abdul dalam acara Haul Ke-12 Gus Dur secara virtual, Kamis (30/12).
Abdul menyebut bahwa Gus Dur telah mengukir cerita indah dalam kehidupannya di dunia ini.
Pengasuh Ponpes Tebuireng ini juga menyebut Gus Dur sebagai sosok yang memiliki nasab yang luhur.
Gus Dur sendiri merupakan putra dari KH A Wachid Hasyim dan cucu dari Hadratussyekh KH M Hasyim Ashari.
Ayah dan kakek Gus Dur merupakan dua tokoh hebat bangsa yang memiliki keluhuran ilmu dan kesaleyan perilaku.
"Namun, Gus Dur tidak hanya punya nasab luhur, tetapi juga mampu mengisi kehidupannya dengan catatan prestasi yang menonjol," katanya.
Gus Dur merupakan sosok yang memiliki akhlak baik dan keilmuan tinggi. Tak heran, Gus Dur mampu memimpin PBNU dan menjadi Presiden Ke-4 Indonesia.
Perpaduan nasab dan prestasi menjadikan Gus Dur sosok yang luar biasa.
"Menjadi presiden yang berhasil menggandeng dan merangkul semua elemen menjadi satu kesatuan Indonesia," tandas Abdul. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News