Ada Banyak Manuskrip Melayu Kuno di Kepri, Tapi..

20 Desember 2021 11:12

GenPI.co - Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Kepulauan Riau (Kepri), diminta mendorong adanya perawatan manuskrip kuno Melayu di Pulau Penyengat, Tanjung Pinang.

Hal itu diungkapkan Ketua Majlis Syuro PKS, Salim Segaf Al-Jufri saat bertandang ke ibu kota Kepri, Minggu (19/12).

Menurutnya, terdapat sekitar 1.200-an koleksi kitab peninggalan Kesultanan Riau-Lingga di sana. Kitab-kitab kuno dari tahun 1.700-an itu pun perlu dilestarikan.

BACA JUGA:  Pokdarwis Adakan Uji Coba Paket Wisata Pulau Penyengat

Sebab, beberapa di antaranya tampak termakan usia dan butuh perawatan memadai.

"Pembangunan perpustakaan untuk kitab-kitab ini perlu dianggarkan dalam APBD. Jadi orang bisa datang untuk meneliti. Kalau sekarang, hanya disimpan di dalam lemari, lama-lama bisa rusak," katanya.

BACA JUGA:  Keceriaan Anak Pulau Penyengat Bermain Gasing

Salim menegaskan, koleksi kitab-kitab di Pulau Penyengat punya peran penting yang sarat akan sejarah. Dia bahkan mendapat informasi, bahwa Buya Hamka pernah datang ke sana mencari referensi kitab Al Umm karya Imam Syafii.

Katalog berisi daftar kitab-kitab itu juga dirasa perlu ada. Agar kekayaan manuskrip peninggalan Kesultanan Riau-Lingga di Pulau Penyengat terpetakan dengan baik.

BACA JUGA:  Mantap! Penyengat Kepulauan Riau Jadi Pulau Perdamaian Dunia

Lebih lagi, bahasa Melayu asli yang jadi cikal bakal bahasa Indonesia berkembang dari Pulau Penyengat.

"Kalau ada katalog, kitab-kitab yang di dunia cuma ada di sini, bisa dipetakan. Perlu juga dibuatkan semacam museum," kata dia.

Salim pun meminta Anggota DPRD dari PKS bisa memperjuangkan itu semua.

Dia juga berharap adanya langkah digitalisasi terhadap manuskrip-manuskrip kuno itu. Agar semuanya dapat diakses oleh masyarakat luas.

"DPP PKS juga sudah menginisiasi digital library. Harus diperjuangkan untuk menjaga sejarah dan budaya lokal," kata Salim.

Hal itu kemudian ditanggapi oleh anggota Komisi I DPRD Kepri dari fraksi PKS, Wahyu Wahyudin.

Dia mengaku siap memperjuangkan perawatan manuskrip kuno di Pulau Penyengat. Sesuai arahan Ketua Majlis Syuro PKS.

"Ini [perawatan manuskrip] sangat penting sekali untuk keberlangsungan sejara Melayu Pulau Penyengat," katanya.

Wahyu pun meminta pemerintah daerah serius melestarikan sumber-sumber sejarah di Kepri. Tidak hanya di Pulau Penyengat saja.

Karena menurutnya, Melayu turut memberikan sumbangsih besar bagi peradaban Indonesia. Seperti bahasa Indonesia yang kini digunakan rakyat Indonesia.

"Kita, masyarakat Kepri bertanggung jawab menjaganya," katanya. (ant/*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Fathur Rohim

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co