GenPI.co - Mererspons kejadian tenggelamnya kapal penyelundup pekerja migran ilegal asal Indonesia di Johor, Malaysia, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) akan membuat tim khusus. Nantinya tim itu akan bertugas menginvestigasi kejadian yang memakan korban belasan jiwa tersebut.
Benny Rhamdani, Kepala BP2MI, mengatakan, tim khusus itu dibentuk dengan melibatkan sejumlah elemen.
“Ini adalah peristiwa luar biasa. Kami akan usut siapapun yang terlibat dalam tragedi kemanusiaan ini,” katanya dalam konfrensi pers virtual, Kamis (16/12).
Menurutnya, kasus serupa sudah seringkali terjadi bahkan sebelum dirinya menjabat sebagai Kepala BP2MI.
Karamnya kapal penyelundup pekerja migran itu dipandangnya sebagai momentum bagi BP2MI untuk membongkar tabir kejahatan sindikat perdagangan orang.
“Takada kompromi dalam persoalan ini. Bahkan negara tidak boleh menoleriri kejahatan kemanusiaan,” kata Benny.
Inevestigasi yang akan dilakukan oleh tim khusus nanti pun akan menulusiri aktor lapangan serta dalang yang membekingi perdagangan orang itu. Benny bahkan tidak akan segan memecat pegawai BP2MI jika terbukti terlibat.
Dalam konfrensi pers itu, Benny juga menyebut terjadi ketimpangan data jumlah pekerja migran Indonesia di berbagai negara.
“Data BP2MI menyebutkan ada 4,4 juta pekerja migran Indonesia di 150 negara. Tetapi data di World Bank menyebut 9 juta pekerja migran Indonesia di seluruh dunia,” katanya.
Sehingga terjadi selisih angka mencapai 4,6 juta pekerja migran Indonesia yang diduga bekerja secara ilegal. Tak terkecuali korban karamnya kapal migran gelap Indonesia di Malaysai kemarin.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News