Hari Minggu (29/7), Banyuwangi akan meriah. Pukul 13.00 nanti, Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2018 akan digelar. Lokasinya di lapangan Blambangan yang berada tepat di pusat kota. Semua persiapan sudah 100 persen. Panggung pun sudah ditata apik. Demikian juga kursi-kursi undangan yang diposisikan menghadapa area catwalk. Semuanya sudah siap.
Persis di seberang lapangan, ada sebuah bangunan bernama Gedung Wanita. Ini ada lokasi bagi para peserta karnaval untuk mempersiapkan diri. Ada yang sibuk meriah wajah. Sementara yang lain mulai mengenakan kostum-kostum meriah beraneka warna. Senyum sumringah terpancar dari wajah pemuda-pemudi kabupaten yang berjuluk The Subrise of Java itu. Mereka ingin tampil sekeren mungkin. Seindah mungkin. Semuanya untuk Banyuwangi tercinta.
“Aku deg-degan, mas,” ketus seorang peserta wanita sembari terus merias wajahnya. Ucapan itu ditimpali oleh seorang kawan yang duduk di sebelahnya. “Aku juga.”
Di antara para peserta itu, tampak juga wajah-wajah asing. Dengan kulit putih dan badan tinggi semampai, kehadiran mereka begitu mencolok di tengah keramaian tersebut. Alih-alih sebagai turis, mereka rupanya adalah bagian dari pertunjukkan. Sebab, mereka turut merias diri terlihat sibuk mengenakan pakaian daerah Banyuwangi dan bermacam printilannya.
Para pemilik wajah kaukasoid ini adalah peserta Open Trip BEC 2018. Istimewanya, mereka juga didaulat sebagai penari dalam acara karnaval budaya ini. Kesempatan itu tentus saja tak disia-siakan. Buktinya, hari ini mereka berbaur denga ratusan peserta lain di Gedung Wanita untuk bersiap diri menjelang acara.
Santiago Reina dan istrinya Anne Reina ikut ikut juga dalam barisan penampil di BEC 2018. Mereka mengaku sedang liburan ke Indonesia dan kemudian tertarik untuk terlibat perhelatan ini. “Kamu tahu dari media sosial bahwa akan ada Open Trip dan karnaval di Banyuwangi. Jadi kami ikut daftar,” kata Anne yang diamini suaminya.
Pasangan muda yang sebelumnya mengunjungi Bromo ini mengaku senang bisa ikut BEC 2018. Mereka menganggap ini adalah kesempatan langka yang belum tentu datang dua kali. “Senang bisa ikut karnaval ini. Semoga Banyuwangi selalu sukses,” kata Santiago.
Demikian juga dengan Elena Serukhina. Wanita muda asal Rusia ini sedang kuliah di Universitas Airlangga, Surabaya. Ia mengaku mengunjungi Banyuwangi karena tertarik untuk ikut serta menjadi penari dalam gelaran BEC 2018. “Saya senang berada di sini, ikut serta menari dan memeriahkan BEC 2018. Saya harap penyelenggaraan BEC 2018 ini bisa sukses,” kata wanita yang mahir berbahasa Indonesia.
Lain lagi dengan John. Meski tak ikut menari, namun turis asal Rusia juga terlihat berbaur dalam keramaian di Gedung Wanita. Rupanya kostum-kostum beraneka warna itu menarik minatnya. “Saya sedang berlibur di Bali, iseng menyeberang ke Banyuwangi dan ternyata ada acara yang begitu menarik, “ katanya.
John mengaku menyukai Indonesia. Namun pengetahuannya akan negeri ini hanya sebatas Bali saja. Itu sebabnyaia sangat senang ketika berkunjung ke Banyuwangi dan menemukan keunikan yang tak kalah dengan yang dijumpainya di di Pulau Dewata.
“Saya ingin mengkesplor lebih banyak tentang Pulau Jawa. Dalam waktu dekat ini mungkin saya akan mengunjungi Candi Borobudur,” imbuhnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News