GenPI.co - Ahli akhirnya ikut bongkar bahaya erupsi Gunung Semeru. Isinya bikin kaget. Dan dahsyatnya ampun-ampunan.
Ahli mitigasi bencana, Surono menyatakan bahwa potensi Gunung Semeru yang paling berbahaya adalah awan panas guguran.
Kecepatannya luar biasa. Manusia tercepat di dunia sekali pun pasti kalah bila diadu dengan kecepatan awan panas.
EA Bryant dalam Natural Hazards terbitan 1991 menyebut kecepatan awan panas terkecil bisa mencapai 30 meter per detik.
Sementara kecepatan awan panas yang besar bisa mencapai 200 meter per detik.
Lebih dari 10 kali kecepatan lari Usain Bolt yang mencapai 100 meter dalam 9,7 detik.
Bayangkan, saat seorang manusia biasa berlari dikejar awan panas, bahkan seorang manusia yang mempunyai kecepatan 10 kali lebih cepat dari Usain Bolt masih kalah dengan awan panas.
Erupsi Gunung Api Semeru di Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (4/12/2021) sore, langsung terasa dahsyat luar biasa.
Surono menjelaskan, Gunung Semeru aktif sekali membentuk kubah lava dan jika gugur dengan volume yang besar, maka akan diikuti dengan awan panas guguran.
Menurutnya hal ini sudah kerap terjadi. Sementara itu dari eterangan warga, awan panas terlihat pertama kali sekitar pukul 15.30 WIB dari atas gunung.
Aktivitas vulkanik Gunung Semeru sudah terlihat sejak Jumat (3/12/2021).
Data pos pengamatan Gunung Api Semeru pada hari Jumat, tercatat telah terjadi gempa letusan dan gempa hembusan puluhan kali.
Warga pun diimbau untuk waspada terhadap aktivitas vulkanik Gunung Semeru.
Selain itu pada Jumat pagi, asap di Gunung Semeru terlihat jelas dari arah Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro.
Dari atas puncak gunung masih terlihat kebulan asap berwarna putih kelabu yang bersumber dari kawah bertekenan sedang. Sementara itu, guguran lava juga masih keluar dari bibir kawah
Sebelum mengeluarkan awan panas, warga menyebut Gunung Semeru mengeluarkan lahar dingin, hingga menyebabkan banjir.
Warga yang berada dan tinggal dengan jarak yang dekat langsung mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News