Kampung Baru Lagoi, Sederhana di Tengah Kemewahan

06 Juli 2019 06:00

GenPI.co— Di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau terdapat kawasan yang terkenal dengan pariwisatanya yaitu Lagoi. Wilayah tersebut merupakan kawasan wisata terpadu dan juga ekslusif di Pulau Bintan.

Laogi terkenal dengan pantai dan juga resort-resort mewahnya. berbatas langsung dengan negara tetangga,yakni Malaysia dan Singapura, Lagoi banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Tak heran jika banyak sekali turis asing yang berdatangan.

Baca juga:

Pelajar Bintan Diminta Promosikan Pariwisata via Medsos

Gunung Bintan Diminati Pendaki, Pemandu Wisata Diberi Pelatihan

Namun, dengan keindahan yang dimiliki, terdapat satu dusun yang begitu kontras bila dibandingkan kemewahan Lagoi tersebut. Kampung tersebut adalah Kampung Baru. Sebuah desa pesisir yang berada di tengah-tengah resort mewah.

Genpi.co berkesempatan menelusurinya. Kampung Baru terletak di Lagoi, Desa Sebong Pereh, Kecamatan Teluk Bintan. Disana kehidupan masyarakat yang menempati begitu jauh berbeda dengan kemajuan pariwisata di Lagoi.

Salah satu warga, Wahidah mengatakan Kampung Baru sudah berdiri sejak 1965, dan merupakan sisa perkampungan yang masih ada di pembangunan kawasan Lagoi.

“Saat semua pemilik tanah lain menjual tanahnya ke investor Lagoi, pemilik tanah Kampung Baru saja yang tidak menjualnya. Makanya, ini menjadi satu-satunya kampung yang masih ada.” ujarnya.

Berikut fakta soal Kampung Baru, Lagoi:

Listrik Hanya Nyala 5 Jam

Rumah-rumah kayu menjadi tempat tinggal warga. Jaring-jaring ikan banyak tertampang di depan rumah. Itu menunjukkan nelayan merupakan profesi untuk sebagian besar masyarakat disana. Kehidupan sederhana dan suasana pedesaaan masih sangat terasa.

Terdapat lebih kurang 40 kepala keluarga yang menetap. Wahidah mengatakan kebanyakan yang tinggal adalah sanak saudara dari pemilik tanah dan ada juga yang menumpang tinggal di Kampung Baru. Selain bekerja sebagai nelayan, juga ada yang bekerja di resort di Lagoi.

Setiap hari warga hanya bisa menikmati listrik selama 5 jam. Mulai menyala dari jam 18.00 - 23.00 WIB. Keadaan tersebut memperlihatkan suasana yang sangat jauh berbeda berbanding kawasan lain disekitarnya yang terang dengan cahaya-cahaya lampu saat malam hari.

“Selain listrik, yang menjadi kesulitan adalah saat anak-anak Kampung baru menuntut ilmu. Banyak yang harus bersekolah jauh dari desa.  Yang dekat-dekat sini mahal. Jadi, mau tidak mau ya memilih yang mampu kami bayar walaupun letaknya jauh.” tungkasnya.

Akses Masuk yang Sulit

Untuk memasuki Kampung Baru, warga harus melewati portal yang dijaga petugas keamanan. Itu karena letaknya berada di tengah-tengah resort mewah yaitu Banyan Tree, Cassia Bintan dan Angsana. Masuk dan keluar tidak bisa sembarangan disebabkan penjagaan dari pihak resort.

“Ada jalan lain menuju ke sini selain ini. Jika hujan, kondisi jalan lebih parah dan akan sedikit sulit dilewati karena licin dan becek.” tungkas Wahidah. 

Dia berharap jalan tersebut dapat diperbaiki, agar dapat dilalui dengan lancar, apalagi saat hujan turun.

“Karena selama ini kami lewat dari kawasan Hotel Banyan Tree. Kami tidak ingin terus menerus merepotkan petugas. Karena, kalau mau masuk harus menelepon petugas dulu supaya dibuka portalnya.” jelas Wahidah.

Punya Potensi Wisata

Walaupun Kampung Baru terbilang desa yang tertinggal, pesonanya tak kalah cantik dengan daerah lain. Pantai berpasir putih dan bersih membantang luas, sejajar dengan garis pantai Banyan tree. 

“Pantai ini banyak dikunjungi juga oleh wisatawan dari resort sebelah. Sekarang juga ada jembatan warna-warni disisi pantai lain. Ini sudah banyak menarik pengunjung untuk datang melihat.” kata Wahidah.

Selain itu, di pantai merupakan tempat konservasi penyu. Dikelola oleh Kelompok Konservasi Penyu Lagoi Indah atau Bintan Sea Turtle Conservation. Di sisi pantau ada sebuah rumah berwarna hijau menghadap pantai yang menjadi tempat konservasi. Di depan rumah tersebut tersedia kolam penampungan penyu.

Wahidah menebutkan kelompok konservasi penyu sudah ada dari 2013, dan diketuai warga bernama Lalu Sabri. Setiap tahunnya, Kampung Baru mengadakan kegiatan pelepasan anak penyu (tukik) ke laut.


Tonton juga video ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co