Puncak Festival Pesona Bunaken 2018 digelar meriah. Pengunjung dihipnotis oleh alunan Musik Bambu Klarinet. Kemerduannya menyatu dengan nuansa eksotis Taman Laut Bunaken, Manado, Sulawesi Utara (Sulut).
Festival Pesona Bunaken 2018 sudah ditabuh. Event ini dihelat mulai 19-22 Juli 2018. Pembukaan event ini digelar di Manado Town Square, Kamis (19/7). Puncak acaranya digelar di Tanjung Pasir Bunaken, Sulut, Sabtu (21/7). Lalu, penutupannya dilakukan di Kawasan Teluk Manado, Minggu (22/7). Digelar meriah, Festival Pesona Bunaken memiliki rangkaian event yang panjang.
“Puncak acara Festival Pesona Bunaken ini meriah. Nuansanya semakin menarik dengan alunan musik klarinet. Kami memang ingin memberikan nuansa berbeda kepada wisatawan yang berkunjung di sini,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Sulut Daniel A Mewengkang, Sabtu (21/7).
Musik klarinet memang memapu menghipnotis setiap pengunjung. Disajikan meriah, kawasan Tanjung Pasir Bunaken pun dipenuhi oleh wisatawan. Mereka pun tampak memadati venue. Hadir juga Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Provinsi Sulut Edison Humiang, hingga Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Ricky Fauzi.
“Kami gembira karena respon besar ditunjukan oleh publik. Kami juga mengapresiasi Kemenpar atas support yang diberikan. Setiap tahun kami selalu berikan konsep beda. Tujuannya bisa menghadirkan pengalaman baru kepada para wisatawan,” terang Daniel.
Memberikan sensasi berbeda, acara puncak pun diselingi pertunjukan Kreasi Seni Save Bunaken. Event ini menampilkan pesan dari Bunaken. Isu lingkungan ditiupkan agar kawasan eksotis Bunaken ini tetap terjaga. Ada juga pertunjukan Fashion Show Batik asli Sulut. Karya terbaik ini disajikan oleh Tomohon Sizzy Matindas. Dihelat juga Show Karnaval Custom Mars Entertainment.
“Potensi besar dimiliki oleh Sulut. Melalui event ini, kami coba perkenalkan sisi lain dari eksotisnya Bunaken ini. Bukan hanya nature, culture di sini juga sangat kuat,” ujarnya.
Festival Pesona Bunaken juga menyajikan beragam tarian. Puncak event pun menyajikan loma Tari Molead yang diikuti oleh penari yang berasal Sulut. Merunut asal, tarian ini berasal dari daeah Molaang Mongondow khsusnya wilayah Kota Kotamomagu. Tari Molead ini pada hakikatnya gambaran adat meratakan gigi.
Prosesi ini biasanya diberikan menjelang acara pernikahan. Lokasi adat ini berada di rumah mempelai wanita. Prosesi Tari Molead ini untuk mengubah penampilan dan aura dari mempelai wanita. Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Ricky Fauzi menerangkan, kawasan Sulut ini merupakan kawasan besar konservasi alam dan budaya.
“Kawasan Sulut ini bisa dikatakan konservasi alam dan budaya. Wilayah ini sangat kaya, baik alam juga budayanya. Mereka juga memiliki gagasan besar terkait event. Tujuannya menambah popularitas dari destinasi di sini sehingga semakin banyak menarik minat kunjungan wisatawan,” tegasnya.
Sukses menggelar Festival Pesona Bunaken secara meriah, Sulut akan menggenjot sport turism. Konsep ini dipadukan dengan kuatnya pesona wisata bahari di Sulut. Dan, Formula One untuk jet boat akan dipilih. Konsep sport tourism ini menjadi yang pertama di tanah air, meskipun Malaysia dan Singapura sudah memiliki event ini.
Terus menyajikan sensasi baru selaras dengan aspek amenitas dan aksesibilitasnya. Peningkatan kualitas dan layanan juga terus diterapkan di Bandara Sam Ratulangi, termasuk Naha dan Melonguane. Runway juga terus diperpanjang hingga 3.000 meter. Terkait amenitas, Sulut juga banyak memiliki home stay sebagai penopang hotel. Saat ini ocupansi hotel di Sulut mencapai 80% hingga 90%.
“Festival Pesona Bunaken ini luar biasa. Sulut ini memang yang terbaik dari berbagai aspek. Atraksi, amenitas, dan aksesibilitasnya luar biasa. Kami yakin, dengan gagasan besar dan potensi yang dimilikinya, wilayah ini akan terus dikunjungi wisman,” tutup Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News