GenPI.co— Moda transportasi massal di kota besar, antara lain di Jakarta terus bertambah. Bakal ada satu lagi yang akan hadir yaitu O-Bahn dan kini tengah dikaji Kementerian Perhubungan.
Jika mulus dalam pengkajiannya, O-Bahn akan melengkapi moda transportasi massal lainnya yaitu bus rapid transit (BRT) yang hadir dengan brand TranJakarta di DKI, mass rapid transit (MRT), lalu disusul light rapit transit (LRT).
Baca juga:
Kemenhub Kaji Tranportasi O-Bahn, Ini Penampakannya di 3 Negara
Gerakan 900K Gaspol! Transjakarta Tambah 5 Rute Baru Tiap Bulan
LRT Jakarta Utamakan Layanan Ramah Penyandang Disabilitas
Djoko Setijowarno, Ketua Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat mengemukakan dalam memilih moda transportasi massal, pemerintah suatu negara umumnya mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan dan volume angkutnya.
“Pertimbangan dari volume penumpang untu mementukan jenis angkutan umum yang diinginkan,” kata Djoko, Selasa (25/6).
Berikut perbedaan moda transportasi massal:
BRT
Bus rapid transit disebut busway, di Jakarta hadir dengan brand TransJakarta. Merupakan bus yang memiliki jalur khusus di jalan raya, sehingga mempercepat mobilitasnya. Daya tampung satu bus sekitar 80 orang.
MRT
Mass rapid transit merupakan sistem angkutan massal cepat berdaya angkut besar. Dalam satu rangkaian bisa terdiri dari 6 gerbong. Satu gerbongnya memuat 332 orang. Sehingga sekali jalan, MRT bisa membawa sekitar 1.990 orang dalam kapasitas penuh.
LRT
LRT disebut kereta api ringan, daya angkutnya lebih terbatas dibandingkan MRT. Satu rangkaian biasanya hanya terdiri dari 2 gerbong dengan kapasitas sebesar 135 orang per gerbong. Sehingga kalau penuh LRT dengan 2 gerbong mampu membawa 270 orang di dalamnya.
O-Bahn
Merupakan gabungan antara bus rapid transit (BRT) dan light rapid transit (LRT).
Jka dilihat dari O-Bahn yang telah beroperasi di sejumlah negara, bentuk moda transportasi ini adalah bus namun berjalan di rel khusus.
Bus ini memiliki roda pandu yang berada di samping ban depan bus. Roda pandu ini menyatu dengan batang kemudi roda depan, sehingga ketika bus memasuki jalur O-Bahn, supir tak perlu lagi mengendalikan arah bus karena roda pandu akan mengarahkan bus sesuai dengan arah rel pandu serta mencegah bus terperosok ke celah yang ada di jalur.
Tonton juga video ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News