GenPI.co - Sejumlah situs milik pemerintah dikabarkan diretas dan digunakan sebagai situs judi online.
Para pelaku sebagian sudah ditangkap, namun praktik ini nampaknya akan menjadi tren, mengingat lemahnya keamanan siber pada situs milik pemerintah dan lembaga negara.
Pakar keamanan siber, Pratama Persadha menjelaskan, pelaku mudah sekali meretas situs pemerintah karena memang pengamanan masih lemah belum menjadi budaya yang mengakar.
Menurut dia, selama ini situs pemerintah menjadi korban deface web, kini mulai menjadi tren diretas untuk dijadikan situs judi online.
“Para pelaku ini meretas lalu dibuatlah satu url pada domain yang diretas oleh pelaku yang susah untuk dilacak dan tidak mudah diketahui oleh pemilik sistem tersebut," tuturnya dalam siaran pers, Senin (18/10/2021).
Pratama menyebut, ada ratusan situs pemerintah yang telah disusupi oleh judi online lantaran kelemahan pada sistem web sehingga pelaku mudah masuk dan menanamkan iklan tersebut.
“Peretas memanfaatkan situs pemerintah karena bisa menaikkan rating iklan judi online yang sehari-harinya sering dibuka oleh masyarakat umum entah itu untuk mencari suatu informasi atau pelayanan publik,” jelasnya.
Chairman lembaga riset keamanan siber CISSReC (Communication & Information System Security Research Center) ini mengatakan, akar permasalahannya terletak pada banyaknya kerentanan di website pemerintah.
“Perlunya di sini kegiatan secara aktif mencari ancaman yang ada di sistem atau biasa disebut threat hunting, bahkan jika resource mencukupi dapat melakukan cyber threat intellijen," terangnya.
Salah satunya ada unit yang secara aktif mencari informasi ancaman terkait organisasi ke luar.
"Contohnya dengan bergabung ke forum-forum underground, maupun mengikuti security forum,” ujarnya.
Ia menambahkan, perlu juga memasang sensor cyber threads intelligent untuk mendeteksi malware atau paket berbahaya yang akan menyerang ke sistem.
"Masih banyak website pemerintah maupun perguruan tinggi yang belum diperbaiki dan masih menampilkan iklan judi beberapa domain tersebut. Kita lihat bahwa situs web perguruan tinggi yang menjadi sasaran utama dari peretasan untuk dijadikan situs judi online," jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News