GenPI.co - Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni 212 Novel Bamukmin merespons soal kekerasan terhadap umat Islam yang marak terjadi di berbagai daerah.
Novel lantas menyoroti pembakaran mimbar masjid di Makassar, penusukan ustaz di Batam, muazin yang disayat di bagian telinga di Medan, hingga penembakan ustaz di Tangerang.
Pentolan 212 ini seolah tak kaget dengan banyaknya aksi kekerasan yang terjadi.
"Namun, rezim saat ini selalu menutup mata," kata Novel Bamukmin kepada GenPI.co, Rabu (29/9).
Novel menduga kekerasan terhadap ulama terjadi justru diprovokatori oleh rezim dengan cara mengkriminalisasi ulama.
"Dengan begitu, 'guru kencing berdiri, murid kencing berlari'," katanya.
Akan tetapi, di saat yang sama ormas yang terdepan dalam aksi kemanusiaan malah dituduh sebagai pelaku kekerasan bahkan radikal.
Novel juga menyinggung ormas pimpinan Habib Rizieq Shihab (HRS) yang enam laskarnya ditembak mati bahkan dibubarkan.
Sebelumnya, Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif juga mengungkapkan hal senada.
Slamet bahkan meminta umat Islam bersiaga 24 jam untuk menjaga ulama.
Selain itu, untuk para pelaku diharapkan bisa diberi hukuman yang berat. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News