GenPI.co - Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya menyoroti polemik Afghanistan yang kembali dikuasai Taliban. Isunya dinilai bahaya.
Menurut dia, isu terorisme bisa memuncak dengan adanya polemik tersebut di Indonesia.
Akan tetapi, Harits menilai kondisi Afghanistan malah bisa dimanfaatkan pihak untuk mengusung isu terorisme.
"Kemenangan Taliban dengan geliat terorisme relevansinya sangat kecil di Indonesia, tetapi bisa sengaja di besar-besarkan," beber Harits kepada GenPI.co, Senin (23/8).
Harits menjelaskan ancaman terorisme di Indonesia hanya sebatas dugaan yang belum jelas asal-usulnya.
Sebab, kata dia, kemenangan Taliban di Afghanistan hanya sebatas kegembiraan umat Islam.
"Resonansi kemenagan Taliban sampai di Indonesia hanya berwujud rasa gembira dan syukur sebagai umat Islam yang punya kesadaran politik global," jelasnya.
Harits lantas menduga ada pihak lain yang memanfaatkan isu terorisme dari kemenangan Taliban.
Dengan demikian, kata dia, polemik Taliban tidak mudah untuk menjadikannya sebagai pemicu terorisme di Indonesia.
"Bisa saja ada yang punya kepentingan dengan proyek isu terorisme untuk mencari anggaran," imbuhnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News