Ada yang unik di Borobudur International Art and Performances Festival 2018. Dua sosok berwajah bule tampak mengenakan pakaian etnik yang eksotik. Dora, warga negara Hungaria dan Christian dari Kostarika, rupanya didaulat untuk menyajikan sebuah penampilan di ajang akbar itu. Bersama mereka hadir juga penampil berwajah Indonesia. Dia adalah Widya Ayu Kusuma Wardani. Mereka bertiga menyuguhkan kolaborasi tiga seni pertunjukkanyang sukses memesona penonton yag hadir.
Dora kebagian tugas menyanyi. Sementara Christian bermain alat music. Sementara Widya menyuguhkan pertunjukkan tarian. DI bawah baying-bayang kemegahan Candi Borobudur, penampilan mereka membuat segenap penonton takjub. Alhasil. Tepuk tangan membahana memenuhi udara di akhir penampilan mereka bertiga.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Direktur Utama Badan Otorita Borobudur Indah Juanita, mewakili Menteri Pariwisata, Jumat (6/7) malam, dipelataran Candi Borobudur. Acara ini juga dihadiri Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional II Reza Pahlevi, dan Kabid Pemasaran Area I Wawan Gunawan.
Menurut Indah Juanita, Borobudur adalah destinasi prioritas yang diandalkan bisa menarik banyak wisatawan.
“Promosi harus terus dilakukan. Ada salah satu cara jitu untuk mengenalkan, mempromosikan pariwisata. Yaitu melalui Gerakan Pesona Indonesia (GenPI). Kenapa harus GenPI? Karena GenPI mempromosikan destinasi langsung ke calon wisatawan. Dan ini lebih efektif,” katanya.
Sementara Kabid Pemasaran Area I Wawan Gunawan, menilai Borobudur adalah sebuah mahakarya.
“Buat pecinta seni, tampil di Borobudur adalah kebanggaan. Karena value dari Borobudur sendiri luar biasa. Sudah bertaraf internasional,” katanya.
Ditambahkan Wawan, atraksi yang disajikan Borobudur memiliki dampak yang luar biasa.
“Yang pasti perekonomian daerah sekitar Borobudur akan ikut terangkat. Hari ini (Jumat) contohnya, penerbangan dari Jakarta ke Jogja penuh. Mereka yang ingin ke Borobudur terpaksa landing ke Solo. Di Solo, spending money dilakukan wisatawan. Seperti beli oleh-oleh, kuliner, dan lainnya. Itu dampak yang sangat positif,” papar Wawan yang juga Ki Dalang Wayang Ajen itu.
Dalam kesempatan itu, Wawan juga sempat mengunjungi sejumlah stand. Seperti stand Banyuwangi. Selain itu ada juga stand dari Sumatera Selatan, dan berbagai stand dari kabupaten/kota di Jawa Tengah. Stand-stand ini menampilkan produk unggulan dan potensi wisata masing-masing daerah.
Sedangkan Deputi Bidang Pemasaran I Kementerian Pariwisata I Gde Pitana, mengatakan tujuan kegiatan ini adalah untuk mengkolaborasi seni tradisional dan internasional.
“Kita ingin mempererat hubungan antar bangsa melalui budaya dan pariwisata. Selain tentunya ikut menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar,” papar Pitana didampingi Asisten Deputi Pemasaran I Regional II Sumarni.
Selain kolaborasi antarnegara, Borobudur Internasional Art and Performances Festival 2018 juga menampilkan kebudayaa asal Banyuwangi, Sumatera Selatan, hingga India.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News