GenPI.co - Politikus Partai Gerindra, Arief Poyuono, mengatakan bahwa climate change ekstrim yang diprediksi Sri Mulyani tidak akan terjadi sepanjang pandemi covid-19 terus mendunia.
“Jadi prediksi Sri Mulyani tentang bencana climate change tidak sepenuhnya benar,” ucapnya kepada GenPI.co, Kamis (29/7).
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap ancaman yang perlu dikhawatirkan bagi seluruh negara di dunia selain pandemi covid-19 ialah perubahan iklim.
Menurut Sri Mulyani, yang membedakan dari kedua bencana ini ialah covid-19 muncul tanpa peringatan, sedangkan perubahan iklim merupakan ancaman bencana yang nyata di kemudian hari berdasarkan penelitian oleh para ilmuwan di dunia.
“Pandemi covid menyebabkan mobilitas manusia dibatasi dan pengaruhnya penggunaan energi menurun drastis,” paparnya.
Anak buah Prabowo itu juga menjelaskan selama pandemic covid-19 hampir semua negara di dunia mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi.
“Artinya, aktivitas perekonomian untuk menghasilkan barang dan jasa yang banyak menggunakan energi fosil juga turun drastis hingga 70 persen dan belum ada yang bisa memprediksi sampai kapan pandemi akan berakhir,” kata Arief.
Akibat aktivitas manusia di dunia berkurang banyak, maka lingkungan menjadi bersih.
Data mengatakan setelah terus meningkat selama beberapa dekade, emisi karbon dioksida global turun 6,4 persen atau 2,3 miliar ton pada tahun 2020.
Hal itu terjadi saat pandemic covid-19 yang melumpuhkan kegiatan ekonomi dan sosial di seluruh dunia, menurut data baru tentang emisi bahan bakar fosil.
“Jadi climate change sangat extreme tidak akan terjadi selama pandemic dan prediksi Sri Mulyani tidak benar dan meleset,” katanya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News