Lestarikan Mainan Tradisional Bersama Komunitas Kampoeng Hompimpa

GenPI.co - Masih ingat berbagai permainan tradisional? Tidak sedikit diantara kamu pastinya memiliki kangen memainkan congklak, gobak sodor, egrang, lompat tali, kelereng.

Berbagai permainan tersebut sudah ada di era 1880 hingga awal 2000-an, dan menjadi permainan yang disukai banyak anak-anak pada generasinya.

Jangan khawatir, kamu bisa bergabung dengan komunitas Kampoeng Hompimpa.

BACA JUGA:  Gaya Japanese Bike Hadir Lewat Komunitas Combike Jakarta

Kampoeng Hompimpa menjadi sebuah komunitas yang berdiri sejak 2017.

Komunitas ini aktif untuk melestarikan berbagai permainan tradisional di berbagai sekolah, acara-acara besar hingga rutin mengelar kegiatan di alun-alun setiap minggunya sebelum pandemi melanda.

BACA JUGA:  Olahraga Sambil Tambah Relasi di Komunitas Hopper Ballers Depok

Berawal dari sebuah tugas akhir sebuah universitas swasta di Tangerang, yang kemudian tergerak untuk terus melanjutkan kegiatan ini. Karena memiliki banyak peminat.

Kampoeng Hompimpa menjadi sebuah komunitas yang memiliki visi melestarikan dan mengembangkan permainan tradisional Indonesia, serta mengedukasi anak anak melalui media permainan tradisional.

BACA JUGA:  Aktivitas Komunitas Skygrapher Top, Pantas Dicontoh

Komunitas ini sering melakukan berbagai kegiatan bersama anak-anak mulai dari mewarnai gasing Jogya, bermain congklak, egrang, catur, engkle dan masih banyak lagi.

Misi komunitas ini adalah mengampanyekan permainan tradisional Indonesia ke masyarakat, memberikan informasi dan pengetahuan tentang permainan tradisional Indonesia, dan mengedukasi anak anak melalui media permainan tradisional.

"Banyak banget kegiatan tradisional yang bisa dilakukan, mulai dari melukis layang layang, membuat ketapel, membuat telepon-teleponan, tapi itu hanya hari tertentu aja untuk workshop. Seluruh kegiatan di buka untuk umum dan tidak di pungut biaya," ujar Iim Abdul Mun’im selaku pengurus Kampung Hompimpa kepada GenPI.co, Selasa (20/7/2021).

Kampung Hompimpa memiliki 3 budaya yang ingin dikembangkan yaitu, bermain memberikan kesenangan bersama.

Lainnya, belajar mengedukasi anak anak, dan tentu melestarikan kearifan lokal.

Komunitas ini berharap banyak anak-anak yang menyukai berbagai permainan tradisional. (*)

Komunitas Kampoeng Hompimpa (foto: SC IG Kampoeng Hompimpa)