GenPI.co— Merauke menjadi destinasi pariwisata eksotis di beranda timur Indonesia. Beragam budaya dan tradisi masyarakatnya menjadi daya tarik utama kabupaten yang ada di Provinsi Papua ini.
Sebelum menikmati edisi 1 Festival Crossborder Sota 2019 pada 14-16 Juni 2019 di Lapangan Pattimura, Distrik Sota, Merauke, Papua, kamu sebaiknya mengenal Merauke lebih dekat.
Baca juga:
Minyak Kayu Putih, Potensi Lain Destinasi Merauke
Tampilkan Tari Yospan, Festival Crossborder Sota Siap Digelar
Digelar di Merauke, Festival Crossborder Sota tentu spesial. Destinasi tersebut demikian populer. Semua lintas generasi pasti mengenalnya. Apalagi, Merauke digubah jadi lagu ‘Dari Sabang Sampai Merauke’.
Lagu karya R Suharjo tersebut menggambarkan betapa luas dan besarnya wilayah Indonesia. Memiliki wilayah yang besar majemuk, sudah pasti Indonesia adalah destinasi wisata terbaik di dunia.
“Merauke memang sangat populer. Siapapun pasti tahu Merauke. Destinasi ini sangat unik dan menarik. Ada banyak experience terbaik yang ada di dalamnya. Merauke adalah destinasi yang wajib disinggahi saat berada di Festival Crossborder Sota,” ujar Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani, Selasa (28/5).
Merunut sejarahnya, Merauke berasal dari kata ‘Maro Ka Ehe’. Kosa kata tersebut disederhanakan oleh Belanda saat pertama kali masuk ke sana.
Belanda waktu itu masuk melalui Sungai Maro dan bertemu dengan penduduk setempat. Belanda lalu bertanya pada Suku Marind (suku asli Merauke) terkait nama daerah tersebut. Pertanyaan itu dijawab dengan bahasa lokal, yaitu ‘Maro Ka Ehe’.
Maro Ka Ehe sebenarnya diartikan ‘sungai ini adalah Sungai Maro’. Sejak itulah wilayah tersebut familiar sebagai Merauke.
Saat masuk sebagai wilayah Indonesia, Merauke merupakan kota paling timur. Kota ini berbatasan langsung dengan Papua New Guinea (PNG).
“Merauke memiliki sejarah yang unik. Wilayah ini juga banyak sekali menawarkan sisi eksotis yang luar biasa. Merauke adalah destinasi terbaik,” terang Ricky.
Merauke juga sarat akan nilai sejarah. Ornamen kentalnya sejarah ini bisa dinikmati dari Tugu Kembar. Tugu tersebut bisa dilihat di Distrik Sota.
Meski namanya kembar, tapi tugu tersebut hanya ada satu di Merauke. Sebab, kembaran tugu ini berada di Sabang. Keberadaan kedua tugu tersebut sebagai penanda batas timur dan barat wilayah Indonesia.
Merauke juga sering disebut sebagai Kota Rusa. Sebab, Merauke dahulu punya populasi rusa yang tinggi. Spesiesnya adalah Cervus timorensis.
Selain Kota Rusa, Merauke juga memiliki julukan Bumi Anim-Ha. Menurut masyarakat asli Merauke, kata Anim-Ha berarti ‘Manusia Sejati’. Dan, Merauke memiliki kekayaan bahasa yang luar biasa.
Memiliki bahasa dan dialek khas, masyarakat Merauke kerap menambahkan kata ‘pele’. Kata tersebut sangat populer. Pele menjadi ungkapan dalam beragam situasi. Entah itu suasana senang, sedih, marah, bingung, ataupun kaget.
Biasanya kata ‘pele’ terselip di awal atau akhir kalimat. Misalnya di kata sapaan seperti, ‘Pele sa kawan, ko kabar’. Uniknya, saat kata ‘pele’ disebut sembari memiringkan kepalanya.
“Dialek masyarakat Merauke sangat khas. Inilah kekayaan budaya nusantara. Setiap daerah di Indonesia punya banyak bahasa dan dialek yang khas. Kekayaan inilah yang menempatkan Indonesia sebagai destinasi utama wisatawan dunia, selain alamnya yang indah,” kata Ricky lagi.
Lebih dekat mengenal budaya masyarakat Merauke, di sana juga berkembang ‘Atam’.
Atam sejenis live music dan kerap disajikan dalam berbagai event. Untuk mengiringi atam, biasanya menghadirkan penyanyi lokal. Beberapa lagu yang populer seperti ‘Ko Tinggal Turun Naik’.
“Potensi yang dimiliki Merauke memang luar biasa. Dengan ditopang Merauke, Festival Crossborder Sota akan sukses. Pergerakan wisatawan asal PNG akan positif. Event ini akan memberi impact positif bagi Merauke. Untuk jangka panjang, akan ada keuntungan yang lebih besar lagi. Kondisi tersebut tentu bagus bagi bagi performa pariwisata Indonesia secara menyeluruh,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Tonton juga video ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News