GenPI.co - Pijaran meteor sporadis yang terlihat berupa kilatan cahaya sempat tampak di langit Yogyakarta.
Peneliti di Pusat Sains dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Andi Pangerang mengatakan ketika metoor terlihat, tidak terdengar suara dentuman apapun.
“Meteor ini juga tampak oleh beberapa saksi di Yogyakarta, maupun daerah sekitar seperti Sukoharjo, Klaten, dan Sragen yang tampak berwarna kemewahan,” katanya di Jakarta, Kamis (15/7).
Sekitar pukul 22.00 WIB pada Senin (12/7) kembali terlihat pijaran meteor atau fireball di Yogyakarta.
Fenomena itu sempat diabadikan oleh salah seorang warga di Bantul bernama Aryo Kamandanu.
Andi mengungkapkan fenomena meteor jatuh tidak selalu berasal dari hujan meteor baik mayor (> 10 meteor per jam) maupun minor (< 10 meteor per jam).
Ia menyebut meteor yang tidak berasal dari hujan meteor disebut juga sebagai meteor sporadis (sporadic meteor).
Andi menuturkan, warna merah yang tampak pada meteor kemungkinan besar berasal dari oksigen dan nitrogen yang berada di atmosfer Bumi.
Andi menjelaskan fireball umumnya berukuran 20-60 sentimeter atau 1-3 kepalan tangan dan karena ukurannya yang kecil.
“Fireball akan habis terbakar oleh atmosfer Bumi, sehingga tidak memungkinkan untuk jatuh ke permukaan Bumi sebagai batu meteor atau meteorit," ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News