Unik, Ratusan Santri Tadarusan di Tengah Sawah

26 Mei 2019 20:15

GenPI.co - Ratusan santri dari Pondok Pesantren  Nurul Hidayah Dusun Tempel, Desa Sempu, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali,  Selasa ( 21/5) malam melakukan tadarusan al-Qur'an. Uniknya, tadarus dilakukan di tengah sawah dengan penerangan obor dan senthir (lampu minyak kecil).

Menurut Pengurus  Ponpes Nurul Hidayah Joko Susilo, pihaknya tidak sekedar mencari sensasi. Namun tadarus ini digelar sebagai pembelajaran sejarah jaman Rasulullah SAW menerima wahyu saat turun ayat al Qur'an.

“Sekaligus untuk memperingati malam Nuzulul Qur'an atau malam turunnya wahyu yang pertama pada 17 Ramadhan,” terangnya.

Dijelaskan, ngaji senthir ini dilakukan untuk mengingat bahwa Ramadan ini merupakan bulan turunnya Alquran. Saat pertama kali al-Quran diturunkan, tak ada satu pun cahaya kecuali api untuk menerangi Nabi Muhammad.

BACA JUGA: Kota Lama Semarang, Puteri Tidur yang Butuh Belaian Pangeran

Diakui, saat turun wahyu pertama memang terjadi di dalam Gua Hira. Meski berbeda suasana antara gua dan areal persawahan, namun diharapkan dengan keremangan malam, akan meningkatkan keimanan dan juga merasakan keheningan serta kekhusyukan.

Sehingga dengan cara seperti ini santri diajak untuk kembali ke masa lalu. “Begitu juga dengan ulama-ulama terdahulu yang menggunakan lampu tintir, Para santri dengan khusyuk membaca ayat-ayat suci al-Quran dengan suasana ala pedesaan,” katanya.

Kegiatan ini sudah dilaksanakan beberapa tahun lalu  dan setiap tahun mengalami perkembangan. Orang-orang yang mengikuti kegiatan ini pun dari tahun ke tahun semakin banyak dan respons warga sekitar juga positif.

Bahkan saat ini tidak hanya santri yang mengikuti tadarusan ngaji senthir. Namun warga bahkan pendatang dari luar kota juga ikut mengaji bersama secara bergantian.

Salah satu peserta ngaji senthir Muhammad mengakui merasakan kekhusyukan saat membaca ayat-ayat al-Quran. Suasana sawah yang hening jauh dari keramaian dan gebyar cahaya, membuatnya lebih fokus menelaah ayat demi ayat.

“Saya belum pernah mengikuti tadarus semacam ini. Rasanya benar-benar merasuk sampai ke jiwa. Semoga melalui Ramadhan ini, keimanan kita semakin baik,” ujarnya.

Perasaan serupa dialami ratusan peserta lainnya. Apalagi saat satu peserta membaca Quran, peserta lainnya diam dan hanya menyimak, membuat suasana semakin syahdu dan terasa sakral.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co